Penerimaan Negara Tak Tercapai, Ekonom Tak Kaget

Ladang Minyak di Jambi
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Pengamat ekonomi telah meramal soal 2014. Turunnya pertumbuhan ekonomi dan defisit neraca perdagangan yang cukup tinggi menjadi penyebabnya.

Faktor lain adalah nilai ekspor yang melambat bahkan cenderung menurun. Ditambah lagi pemberlakuan belied larangan impor mineral dan batu bara (minerba).

"Jelas ini menghambat penerimaan negara," ujar Fauzi Ichsan, Ekonom Senior Bank Standard Chartered.

Ketersediaan LPG & BBM Jelang Lebaran, Harus Terkontrol

Seperti dirilis Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Juli 2014 hanya US$103 miliar atau turun sebesar 2,97 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal serupa menimpa ekspor non migas yang terjun hingga 3,17 persen ke angka US$84,77 miliar.

Bila tak ingin kondisi ini berlarut-larut, pemerintah harus melakukan beberapa hal. "Di antaranya naikkan harga BBM, dan aturan pelarangan ekspor minerba ditinjau ulang," kata Fauzi.

Bila tidak dilakukan, mustahil penerimaan akan meningkat tajam. Sebab, ekspor minerba berkontribusi signifikan pada penerimaan negara.

Dan yang perlu diperhatikan, kata Fauzi, keputusan bank sentral AS (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal II-2015. "Defisit neraca perdagangan juga harus diselesaikan dalam waktu 6 sampai 9 bulan ini," tutur dia. (art)

Baca juga:

Cara Pasang Lebih dari Satu BBM dalam Satu Smartphone

Caranya sangat mudah.

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2016