Kopi dan Teh Mendunia, Jawa Barat Genjot Produksi

Ilustrasi kopi
Sumber :
  • iStock
VIVAnews
Sambil Menangis, Tyas Mirasih Ungkap Kebaikan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
- Permintaan pasar internasional terhadap teh dan kopi Jawa Barat terus meningkat. Namun, peningkatan permintaan tersebut belum dibarengi dengan peningkatan produksi.

Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran, Jangan Lupa Pasang CCTV

Hal ini diakui Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Menurutnya, teh dan kopi Jabar telah menjadi komoditas primadona incaran pasar internasional. Untuk teh, kata dia, permintaan meningkat karena masyarakat luar negeri telah mengetahui benar manfaat dari mengkonsumsi teh.
Pimpinan Golkar di Daerah Minta Airlangga Dipilih secara Aklamasi di Munas, Menurut Sekjen

 
"Dulu minum teh kebiasaan, komoditasnya nilainya biasa. Sekarang tinggi, karena sudah tahu teh mengandung anti oksidan," ujar Heryawan, di sela pertemuan Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Kementerian Pertanian di Bandung, Rabu 5 November 2014.


Permintaan pasar internasional terhadap kopi Jabar juga tinggi. Ia menyebut, negara Maroko saja memesan 30 ribu ton kopi. Namun sayang, permintaan tersebut belum mampu dipenuhi oleh para pelaku usaha kopi di Jabar.


Saat ini, kata Heryawan, pihaknya tengah berusaha menggenjot hasil produksi teh dan kopi, khususnya perkebunan rakyat. Menurutnya, dari 92 ribu hektar perkebunan teh di Jabar, 48 persennya merupakan perkebunan rakyat. Sisanya, merupakan perkebunan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.


Namun ironisnya, hasil perkebunan teh rakyat masih jauh di bawah perkebunan swasta dan BUMN. Menurut Heryawan, hal ini disebabkan belum maksimalnya pola penanaman yang dilakukan para petani teh.


"Teh PTPN (PT Perkebunan Nusantara) satu hektare ada 13 ribu pohon. Teh rakyat 7 ribu pohon sudah bagus," imbuhnya.


Dia menjelaskan, Pemprov Jabar akan membagikan benih teh dan kopi unggulan secara gratis pada perkebunan rakyat. Ada 7 juta benih teh unggulan yang akan ditanami di perkebunan rakyat seluas 3.200 hektare.


Harapannya, area 3.200 hektare itu dapat memiliki kerapatan minimal 10 ribu pohon teh setiap hektarenya.


"Akan kami bagi bibitnya 30 Desember, sekaligus bibit kopi juga," terangnya.


Tujuh juta benih teh yang dibagikan merupakan bagian dari program senilai Rp48 miliar dari Kementerian Pertanian.


Menurut Heryawan, selain pembagian benih gratis, pihaknya juga akan menggelar pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petani teh dan membagikan pupuk gratis.


Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Yusni Emilia Harahap, mengatakan pihaknya selama ini telah menjalankan program untuk meningkatkan produk dan penghasilan petani. Salah satunya, dengan cara memberikan kemudahan akses kredit terhadap para petani.


"Kemudian juga kami dorong Litbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) kami untuk menghasilkan varietas unggul. Mereka lebih kuat, lebih berdaya saing," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya