Sumber :
- VIVAnews/Daru Waskita.
VIVAnews
- Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat konsumsi premium bersubsidi melonjak hingga belasan persen. Kenaikan tersebut terjadi selama beberapa pekan terakhir.
"Memang dua minggu terakhir ini, ketika ada isu kenaikan (harga) BBM bersubsidi, penjualan premium naik sekitar 12 persen," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, di Jakarta, Rabu 5 November 2014.
Baca Juga :
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
"Memang dua minggu terakhir ini, ketika ada isu kenaikan (harga) BBM bersubsidi, penjualan premium naik sekitar 12 persen," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, di Jakarta, Rabu 5 November 2014.
Hanung mengatakan, konsumsi premium ini naik dari 81 ribu barel per hari (bph) menjadi 91 ribu bph. Masyarakat pun, kata dia, membeli BBM secara berlebihan, misalnya dari yang biasanya 10 liter menjadi
full tank.
"Saya kira ini tak perlu dilakukan, karena persediaan masih cukup," kata dia.
Hanung mengatakan, Pertamina melakukan pengawasan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terkait penjualan BBM.
Perusahaan pelat merah ini juga menggandeng aparat penegak hukum untuk mengawasi penjualan BBM bersubsidi yang tidak wajar. "SPBU yang melayani penjualan yang tidak wajar akan diberi sanksi," kata dia.
Tetap jebol
Hanung mengatakan, kuota BBM bersubsidi dipastikan jebol, meskipun ada kenaikan harga BBM bersubsidi bulan ini.
Pertamina memperkirakan, kuota BBM bersubsidi akan membengkak 1,9 juta kilo liter (KL) kalau harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan. Kalau harga BBM bersubsidi jadi dinaikkan, konsumsi BBM bersubsidi bisa ditekan, tapi tetap jebol 1,6 juta KL.
Selain itu, Hanung mengatakan, disparitas harga BBM bersubsidi dengan BBM non subsidi sedikit, pola konsumsi masyarakat bisa berubah. "(Kalau bedanya) seribu perak antara premium dan pertamax, (konsumsinya) yang bergeser banyak," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hanung mengatakan, konsumsi premium ini naik dari 81 ribu barel per hari (bph) menjadi 91 ribu bph. Masyarakat pun, kata dia, membeli BBM secara berlebihan, misalnya dari yang biasanya 10 liter menjadi