Jangkrik, Ulat, dan Serangga Bakal Jadi Tren Makanan Kaya Gizi

Serangga
Sumber :
  • CNN
VIVAnews
Terpopuler: Netizen Serang Wasit Nasrullo Kabirov, Ivar Jenner Sebut Qatar Badut
- Apa yang Anda bayangkan saat memakan jangkrik, ulat, atau serangga?. Vincent Holt, penulis Inggris di abad ke-19 dalam risalahnya pernah menulis terkait perubahan diet di Inggris.
Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi Rabu 17 April 2024

"Kenapa tidak memakan mereka? Mengapa serangga itu disebut menjijikan? Padahal, mereka lebih baik disebut sebagai makanan yang lezat dan baik untuk manusia," tulisnya.
Terpopuler: Negara Paling Bahagia di Asia sampai Ramalan Zodiak


Dikutip dari laman
CNN
, Sabtu 8 November 2014, jangkrik, ulat, dan serangga dipercaya Holt, menjadi makanan yang lebih baik dibanding kepiting atau lobster.


Hewan-hewan yang kaya akan ini juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi gizi buruk pada masyarakat miskin di pedesaan.


Meskipun, prediksi itu sedikit pesimis, ketika kelezatan siput semakin populer di Inggris dan Tiongkok, tetapi Ratu Victoria Inggris enggan untuk meninggalkan daging dan sayuran dan melirik siput.


Namun, selera modern mungkin akan berubah sedikit demi dan sedikit dan mulai menerima ketiga bahan makanan itu.


Serangga telah lama menjadi bagian utama dari diet di Afrika, Amerika Serikat, dan Asia. Bisnis serangga selama 15 tahun terakhir makin berkembang di Thailand.


Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan bahwa pada 2013, produksi serangga untuk bahan pangan mencapai 7.500 ton per tahun.


Jumlah itu lebih kecil dibandingkan dengan produksi ayam, yakni sekitar 1,6 juta ton per tahun. Padahal, serangga memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan daging ayam.


Menurut FAO, untuk menghasilkan 1 kilogram jangkrik, hanya dibutuhkan 2 kg pakan. Sementara, untuk menghasilkan 1 kg daging babi dibutuhkan 5 kg pakan, atau untuk menghasilkan 1 kg daging sapi dibutuhkan 10 kg pakan.


Di Thailand ada sekitar 20.000 perusahaan yang memproduksi 200 spesies serangga yang dapat dimakan, dengan jenis yang paling populer jangkrik, belalang, lava kumbang kelapa, dan ulat bambu.


Krisis ekonomi 1997 menjadi awal mula munculnya peternakan serangga komersial di Thailand.


Tradisi makan jangkrik juga harus menghadapi hambatan budaya. Tantangan utama lainnya adalah bagaimana menciptakan standar yang tinggi dalam beternak jangkrik. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya