Tarif Angkutan Umum di NTT Naik 51 Persen

Tarif Angkutan Umum Pasca Kenaikan BBM
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Usut Kasus Pungli Rutan, KPK Panggil Mantan Wakil Ketua DPR
- Pemerintah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, telah menetapkan tarif baru angkutan umum yang naik 51,9 persen dari tarif sebelumnya, sebagai dampak dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Met Gala Diwarnai Rasisme, Stray Kids Jadi Korban!

Padahal, saat kenaikan harga BBM subsidi pada tahun-tahun sebelumnya, kenaikan tarif kendaraan umum hanya berkisar 10-15 persen.
243 Bakal Calon Kepala Daerah Daftar ke Golkar Sumut untuk Bertarung di Pilkada 2024


Tarif baru yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati No 36/2014 itu jauh di atas ketentuan Kementerian Perhubungan yakni maksimal 10 persen. Tarif baru yang diteken pada Rabu pagi 19 November 2014 itu mulai diberlakukan pada Kamis, besok.

Bupati Manggarai, Christian Rotok beralasan, tingginya kenaikan tarif baru kendaraan umum dikarenakan komponen pendukung dalam fungsi kendaraan juga makin tinggi.


“Sebut saja harga suku cadang mobil di Jakarta dan di Flores jauh berbeda. Belum lagi biaya perbaikan yang makin mahal. Kami pertimbangkan pula topografi dan kondisi jalan serta jarak tempuh," ujar Rotok kepada
VIVAnews
, Rabu 19 November 2014.


Sebelum menentukan besaran tarif baru, dia menuturkan, pihaknya terlebih dahulu menjaring aspirasi pengusaha angkutan umum, keinginan publik, dan mempertimbangkan kondisi jalan.


“Dari mulai berapa jumlah penumpang yang diangkut, berapa
rit
per hari. Semuanya harus dikalkulasi secara tepat,” ujarnya.


Tingginya tarif baru itu langsung menuai protes dari warga. Romanus misalnya, penumpang angkutan desa jurusan Cancar-Ruteng itu menilai, tarif baru itu sangat keterlaluan.


Untuk diketahui, tarif lama jurusan Cancar-Kota Ruteng dengan jarak tempuh 16 kilometer sebesar Rp3.500 menjadi Rp6.500.


“Tarif baru itu sungguh mencekik leher. Bupati jangan berpikir dari sisi pengusaha angkutan saja, tapi tolong pertimbangkan kemampuan masyarakat. Saya minta batalkan keputusan itu,” ungkapnya.


Organda Kalimantan Barat


Sementara itu, perusahaan otobus di Kalimantan Barat lintas negara hingga kini belum menaikan harga tarif angkutan, karena Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kalbar belum memberikan surat edaran kenaikan tarif.  


Asisten Manager Bis Setia Jiwana Sakti (SJS), Ferry Djimanto, mengaku hingga kini pihaknya belum mengalami hambatan terkait kenaikan harga BBM.


“Kami sekarang belum menaikan harga tiket bis. Karena kami ikuti Organda Kalbar yang belum memberikan surat," kata dia, kepada
VIVAnews
, di Kota Pontianak, Rabu 19 November 2014.


Ferry mengaku, kenaikan BBM tidak berpengaruh bagi usaha jasa angkutan penumpang. “Tidak ada hambatan apa-apa. Ini malah sepi penumpang aja, karena kan sekarang pesawat banyak dari Pontianak ke Malaysia hanya 30 menit. Sementara, kalau naik bis 8 jam baru sampai di terminal bis Kuching, Malaysia,” katanya.


“Kalau soal BBM, tidak ada pengaruh. Kami memakai BBM jenis solar Malaysia saat berada di Malaysia. Ketika berada di Indonesia, ya kami beli solar Indonesia. Solar Malaysia kualitasnya bagus. Satu liter solar Malaysia 2,20 sent RM,” lanjutnya.


(
Jo Mariono/Nusa Tenggara Timur
)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya