- VIVAnews/ Ahmad Rizaluddin
VIVAnews - Pemilik PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut), Jumat 21 November 2014, menegaskan TPI tak akan menjadi televisi politik. Hal ini sekaligus menepis anggapan miring terkait upayanya merebut kembali TPI demi memuluskan jalan ke panggung politik.
"Tidak perlu pakai TPI. Banyak teman yang akan membantu saya kalau mau masuk ke politik. Tapi, sebetulnya saya tidak masuk (politik)," ujar Tutut saat jumpa pers di Gedung CIMB Niaga, Jakarta.
Ia melanjutkan, TPI akan tetap menggunakan saluran frekuensi yang telah dimiliki untuk operasional siaran. Namun, kegiatan produksi menggunakan tempat yang lama, yaitu di studio yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Tutut pun siap menerima kembali karyawan PT Media Nusatara Citra Tbk (MNC) yang ingin bergabung ke TPI. Tapi, disyaratkan melalui proses seleksi.
Adapun terkait logo perusahaan, Tutut mengatakan akan mengganti logo MNC dengan logo TPI. "Logo kami adalah logo lama yang ada merah putihnya," kata dia.
Tampak hadir pula jajaran direksi TPI dalam jumpa pers tersebut mendampingi Tutut. Antara lain Ray Muhammad, Dandy Rukmana, Dudi dan Yarman. Adapun kuasa hukum yang hadir Hary Ponto dan Deddy Kurniadi
Seperti yang diketahui, setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya TPI kembali ke "pelukan" Tutut. Kembalinya TPI ini ditandai dengan penolakan Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung yang diajukan oleh kubu Hary Tanoesoedibjo (HT).