- REUTERS/Bobby Yip
VIVAnews - Bank Sentral Tiongkok menyatakan akan kembali menurunkan suku bunga acuannya dan juga memberi kelonggaran terhadap pembatasan pinjaman.
Namun demikian, penurunan harga justru menimbulkan kekhawatiran yang cenderung dapat memicu kenaikan transaksi utang, kegagalan bisnis, dan banyaknya warga yang akan kehilangan pekerjaan.
Seperti diberitakan CNBC, Minggu 23 November 2014, Bank Sentral Tiongkok sebelumnya telah memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, pada akhir pekan lalu, Jumat 21 November 2014.
Adapun upaya tersebut dilakukan untuk menurunkan biaya pinjaman dan mengatasi perlambatan ekonomi.
Sejauh ini, Tiongkok masih tertahan di jalur menuju pertumbuhan tahunan terburuk dalam 24 tahun.
Seperti diketahui, suku bunga acuan diturunkan sebesar 40 basis poin menjadi 5,6 persen. Selain itu, suku bunga deposito juga dipangkas sebesar 25 basis poin dan secara efektif mulai berlaku pada 22 November 2014.
Sementara itu, Bank Sentral Tiongkok juga menekankan, pihaknya akan lebih fleksibel dalam mengatur suku bunga deposito dengan menaikkan plafon menjadi 1,2 kali dari level acuan, dari 1,1 kali sebelumnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Tiongkok, telah melambat menjadi 7,3 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
Para pengamat memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akan menurun di bawah angka 7 persen, dengan adanya kebijakan penurunan suku bunga tersebut.
BACA JUGA: