- ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
VIVAnews - Sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsudi dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter untuk jenis premium, permintaan BBM jenis pertamax juga mengalami perubahan.
Selisih harga dari Rp10.800 untuk harga pertamax dengan harga BBM bersubsidi jenis premium, mendorong konsumen mulai beralih menggunakan pertamax yang jelas kualitasnya lebih baik.
Agus Wiyarto, Pengelola SPBU di Wonokromo, Jalan Imogiri Timur, Kabupaten Bantul, DIY mengatakan bahwa dalam sehari, konsumsi pertamax sekitar 500 liter sebelum BBM bersubsidi dinaikkan.
Maka saat ini lanjutnya, ada tambahan permintaan BBM pertamax dengan per harinya mencapai 100 liter.
"Meski hanya sedikit, namun sudah ada tren perubahan konsumen dari mengkonsumsi BBM bersubsidi, khususnya premium dengan beralih menggunakan BBM pertamax atau non subsidi," katanya kepada Vivanews, Senin 24 November 2014.
Menurut dia, tren konsumsi BBM pertamax akan bertambah tinggi saat Pertamina sudah menurunkan harga pertamax, karena harga minyak dunia mengalami penurunan.
"Sayangnya, penurunan harga pertamax dengan harga baru Rp9.950 per liternya baru di wilayah Jabodetabek. Sedangkan, di Yogyakarta masih berlaku harga lama, yaitu sekitar Rp10.800 per liternya.
Agus menyatakan, belum mengetahui secara pasti alasan Pertamina menurunkan harga Pertamax untuk wilayah Jabodetabek. Namun, untuk wilayah lain belum ada penurunan harga.
"Logikanya kalau BBM non subsidi turun, maka berlakunya nasional, tidak hanya wilayah tertentu. Mungkin saja Pertamina akan menurunkan harga BBM non subsidi pada awal bulan Desember mendatang," tambahnya. (ren)
Laporan: Juna Sanbawa (Kontributor)
BACA JUGA: