Orang Kaya Indonesia Serbu Apartemen Mewah di Australia

CEO Crown Internasional Holding Group, Iwan Sunito.
Sumber :
  • VIVAnews/Alfin Tofler
VIVAnews
Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral
- CEO dan
Founder
SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru
Crown Group, Iwan Sunito, pamer penjualan apartemennya, Sidney by Crown, ludes dalam beberapa jam. Penjualannya pun mencapai puluhan juta dolar AS.
Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

Di Grand Hyatt, Jakarta, Iwan mengatakan, ada sekitar 24-25 unit apartemen Sidney by Crown untuk warga Jakarta ludes dalam waktu satu jam. Totalnya pun mencapai US$35 juta dolar.

"Itu
record
sejarah Crown Indonesia.
Record
pertama," kata dia kepada wartawan.


Iwan mengatakan, penjualan tersebut melebihi ekspektasi mereka dan diminati orang Indonesia. "Sebenarnya target (penjualan) ini adalah target setahun," kata dia.


Country Manager
Crown Group, Michael Ginarto, mengatakan pihaknya juga akan memasarkan apartemen Sidney by Crown ke Surabaya dan Bali. "Kami mengambil jatah dari Singapura," kata Michael.


Sekadar informasi, Sidney by Crown adalah proyek menara apartemen terbaru dari Crown Group senilai Rp2,5 triliun. Apartemen 25 lantai yang terletak di jantung kota Australia ini dirancang oleh arsitek internasional, Koichi Takada.


Selain itu, Iwan mengatakan, ada beberapa alasan orang Indonesia begitu tertarik untuk membeli properti tersebut.


"Pertama, mungkin kondisi ekonomi kami membaik dan kedua, investor juga melakukan diversifikasi. Melihat ekonomi Australia stabil, buat sekolah bagus, dan lokasinya penting karena terletak di jantung kota Australia. Arsitektur kami juga sangat unik dan bisa memikat selera orang Indonesia dalam waktu sejam," kata taipan berdarah Indonesia itu.


Tak hanya itu, Iwan melanjutkan, pembeli Indonesia menyukai cara pembayaran apartemen di Sidney by Crown. Mereka membayar 10 persen harga ketika membeli apartemen dan sisanya dibayar ketika apartemen sudah jadi.


"Pertama, uang yang masuk kecil. Kedua, aman karena uang
nggak
ditaruh di
developer
," kata dia.


Faktor geografis pun juga menjadi salah satu pertimbangan orang Indonesia membeli properti di Australia.


"Orang
mikirin
anak sekolah di sekolah di luar negeri dan Austalia itu
culture
-nya bule,
culture
Amerika. Tapi, Australia deketnya luar biasa (dari Indonesia)," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya