- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri, mengatakan bahwa praktik pencurian minyak tidak diberantas, karena tidak ada niat.
Untuk itu, dia menjanjikan akan membongkar praktik yang merugikan negara ini. "Memangnya kutu, tidak bisa dilihat," katanya, saat ditemui di Jakarta, Senin malam, 24 November 2014.
Ia juga menjanjikan, akan mengungkap pencurian minyak dengan dugaan keterlibatan aparat TNI dan Polri yang nakal. Bahkan, dia berjanji akan membongkar praktik pencurian minyak yang lebih parah lagi.
Faisal meminta masyarakat, agar melaporkan dugaan pencurian minyak dengan mengadu ke Clearing House, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Letaknya di dekat lobi Kementerian ESDM," ujar
Seperti diketahui, praktik pencurian minyak yang marak terjadi di Sumatera Selatan, telah merugikan PT Pertamina EP. Para pencuri mengambil minyak dengan modus melubangi pipa, atau illegal tapping.
Praktik yang sudah bertahun-tahun itu, hingga kini belum berhasil diungkap. Diduga, pencurian melibatkan sindikat dengan pemodal besar dan didukung aparat nakal.
Pertamina EP sudah melakukan upaya penanganan dengan menanam pipa minyak di tanah lebih dalam lagi. Namun, "illegal tapping" masih terjadi.
Hasil pencurian minyak mentah tersebut, sebagian dijual dan lainnya dijadikan BBM dengan alat penyulingan sederhana.
Baca berita lain:
(asp)