Harga Pertamax Turun, Konsumen Biasa Saja

Pengendara sepeda motor membeli pertamax
Sumber :
  • Arie Dwi Budiawati/ VIVAnews

VIVAnews - Permintaan konsumen terhadap bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax mengalami peningkatan di Yogyakarta, meskipun penurunan harga pertamax hanya beda tipis dibandingkan harga awal.

Untuk wilayah Yogyakarta, pertamax hanya turun sebesar Rp200, menjadi Rp10.600 per liter.

"Meski permintaan meningkat, tetapi tidak terlalu signifikan untuk penggunaan pertamax, karena penurunan harganya juga tidak terlalu besar. Namun, konsumen menilai, menggunakan pertamax juga lebih baik dibandingkan jenis premium yang merupakan BBM bersubsidi," ujar Pengelola SPBU Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Agus Wiyarto kepada VIVAnews, Rabu 26 November 2014.

Agus menjelaskan, dia sudah melakukan delivery order (pengiriman pesanan) sebanyak empat ribu liter per minggu untuk persediaan pertamax sebelum adanya kenaikan harga jenis premium.

Namun, katanya, stok tersebut saat ini sudah habis untuk tiga sampai empat hari.

Menurut dia, dengan penurunan harga pertamax justru, yang dirugikan adalah pengusaha SPBU. Sebab, sebelumnya membeli pertamax dengan harga yang lebih mahal, tetapi sekarang pertamax dijual lebih murah dibandingkan harga pembelian.

"Jika turun Rp200 per liter, sedangkan stok pertamax dengan harga lama masih sekitar Rp3.000 per liter, maka tinggal mengkalikan saja kerugiannya," jelasnya.

Sering diprotes konsumen

Mantan Ketua DPRD Bantul, periode 1999-2004 ini juga mengaku sering diprotes konsumen karena perbedaan harga pertamax diberbagai daerah.

Tetapi, petugas SPBU tetap memberikan pengertian bagi konsumen.

"Kita juga menempel kertas fax dari Pertamina tentang penurunan harga pertamax, agar konsumen tidak marah-marah akibat perbedaan harga pertamax dari satu daerah ke daerah yang lain," tuturnya.

Salah satu konsumen pertamax di SPBU 44.557.11 Pucung Jalan Bantul, DIY, Agus mengaku bahwa dia tak antusias sama sekali dengan penurunan harga pertamax.

"Penurunan cuma Rp200 per liter sangat sedikit sekali. Tetap saja lebih dari Rp10.000 per liter. Tak ada yang istimewa dari penurunan harga pertamax ini," terangnya.

Sebagai informasi, di SPBU Pucung, hari pertama pengumuman penurunan harga pertamax, tak ada kenaikan tingkat konsumsi pertamax dan tak ada pula antrean pembelian pertamax serta premium.

"Tidak ada antrean kalau membeli pertamax, namun premium khususnya sepeda motor memang ada antrean meski tidak panjang," kata salah satu petugas SPBU.

Berdasarkan data Disperindagkop (Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi), kuota BBM bersubsidi (premium) hingga akhir Oktober sudah terserap 80 persen.

Diprediksi, hingga akhir November menjadi 90 persen dari total kuota premium di Bantul sebanyak 124 kiloliter per tahun.

Sedangkan, untuk solar bersubsidi kuotanya 28 kiloliter per tahun, pada akhir Oktober realisasinya sudah mencapai 92 persen.

"Realisasi solar tinggi, karena sejak adanya pengalihan arus lalu lintas usai rusaknya jembatan comal, terutama untuk arus lalu lintas barang-barang. Apalagi Bantul punya jalur selatan untuk bahan bakar angkutan barang sehingga menyerap banyak solar subsidi," tambah Sulis, Kepala Disperindagkop Bantul.

BACA JUGA:

Judi Slot Higgs Domino dan Royal Dream Dibongkar Polisi, Omzetnya hingga Rp 30 Miliar

(asp)

Wang Deshun Kakek 87 Tahun yang Jadi Model di China

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Wang Deshun, seorang kakek berusia 87 tahun yang dikenal sebagai aktor dan model fashion, mencuri perhatian pada tahun 2015 dengan tampil di panggung catwalk.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024