OJK Sebut Kredit Macet Nelayan Besar, Ini Penjelasan Susi

Susi Pudjiastuti
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVAnews
10 Makanan Wajib Dihindari Jika Ingin Awet Muda Seperti Ade Rai, Nomor 2 Paling Sulit
- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, mengungkapkan pembiayaan sektor kemaritiman saat ini sebesar Rp67,3 triliun.

Israel Berlakukan Keadaan Siaga di Perbatasan Lebanon, Ada Apa?

Jumlah tersebut, hanya 1,85 persen dari total kredit nasional sebesar Rp3.561 triliun.
Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024


Di depan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, dalam
forum group disccusion
(FDG) OJK bidang Kemaritiman, Muliaman mengatakan bahwa dari total kredit tersebut
non performing loan
(NPL), atau kredit macet khususnya para nelayan sangat besar. Hal ini, yang harus diperhatikan ke depannya.


"Saya tidak tahu, ini betul-betul untuk cari ikan, atau keperluan yang lain," ujarnya, Kamis 27 November 2015.


Dia menuturkan, sosialisasi dan pelatihan bagi nelayan untuk dapat lebih meningkatkan perencanaan keuangannya harus terus ditingkatkan. Dengan demikian, kepercayaan perusahaan pembiayaan khususnya perbankan, untuk membiayai sektor ini dapat meningkat. "Karena itu, perlu ada pembinaan lagi," ungkapnya.


Menanggapi hal tersebut, Susi mengatakan, rata-rata nelayan yang kreditnya bermasalah ada di daerah utara. Hal itu, lebih dipengaruhi oleh faktor kultur yang berkembang di daerah tersebut. "Mungkin permasalan kulturnya dibina, itu mungkin lebih mudah nantinya," tambahnya.


Namun, menurutnya, itu merupakan sebagian kecil dibanding nelayan di daerah-daerah lain. Contohnya, nelayan di Pantai Selatan sebagian besar tidak bermasalah dengan kredit, karena memiliki managemen yang baik.


"Di Selatan, nelayan itu rata-rata hanya menangkap ikan, lalu hasilnya diberikan kepada istrinya. Nah, istrinya yang menjual, jadi uang dipegang istrinya," ungkapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya