Harga Ayam Terus Turun, Jokowi Diminta Perhatikan Nasib Peternak

Pedagang ayam potong di Pasar Gede
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews
VIVAnews
NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya
- Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Ali Agus, mendasak pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk memperhatikan nasib peternak ayam pedaging dan petelur.
Guru dan IRT Jadi Korban Pinjol Ilegal Terbanyak, OJK: Cek Legalitas dan Logis Sebelum Pinjam

Hal tersebut, karena dalam dua tahun terakhir, harga dua komoditas tersebut tidak stabil, bahkan cenderung turun sehingga peternak mengalami kerugian.
Rendahnya Literasi Keuangan Picu Meningkatnya Korban Pinjol Ilegal


"Dalam kurun dua tahun ini peternak ayam, baik broiler maupun layer mengeluh terkait rendahnya harga jual daging ayam dan telur ayam, bahkan sering berada di bawah harga pokok produksi," ujar Ali, Jumat 28 November 2014.

Menurutnya, jika kondisi seperti itu berlangsung lama, akan berdampak pada kelangsungan usaha para peternak, bahkan kondisi merugi dan bangkrut sudah berada di ambang pintu.


Dia menuturkan, saat ini permintaan produk unggas di pasaran cenderung stagnan dan berkurang. Hal itu, menyusul berlebihnya bibit ayam telur layer.


“Kondisi ini menyebabkan usaha peternakan, khususnya peternak skala kecil, menengah, dan peternak mandiri terancam gulung tikar,” ujarnya.

 

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga menghimbau pemerintah, pelaku usaha besar, usaha menengah, dan kecil serta para pihak terkait, seperti asosiasi profesi dan asosiasi bisnis untuk bertemu dan memberikan solusi terhadap persoalan bisnis unggas ini.

 

"Sesuai dengan aturan UU Peternakan dan Kesehatan Hewan, pemerintah berkewajiban untuk melindungi usaha peternakan dalam negeri dari persaingan tidak sehat di antara pelaku usaha. Selain itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharuskan mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat menyelenggarakan budi daya ternak," jelasnya.


Mengatur pembesaran ayam


Juminem, salah satu peternak ayam pedaging jenis ayam jawa super di Desa Sumbermulyo, Bantul, Yogyakarta, mengatakan harga yang tak stabil membuat peternak harus pandai-pandai mengatur pembesaran ayam jawa.


Dengan demikian, saat dipanen bisa bersamaan dengan harga daging ayam di pasaran sedang tinggi.


"Harus pandai-pandai mengatur pembesaran, agar tidak merugi ketika masa panen ayam," katanya.


Menurutnya, masalah penyakit yang sering menyerang unggas, menjadi permasalahan tambahan karena unggas sangat rentan mati akibat serangan penyakit seperti flu burung.


"Selain harga tak menentu, faktor ancaman penyakit rentan menyerang unggas. Hal ini berbeda ketika beternak kambing atau sapi yang tidak rentan terhadap serangan penyakit," jelasnya.


Diakuinya, harga daging ayam jawa super saat ini per kilogram (kg) hidup Rp28.500, namun menjelang Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan kembali naik.


"Usia pembesaran ayam jawa super sekitar dua bulan dengan bobot ayam hidup antara delapan ons hingga satu kg," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya