BBM Naik, Target Penerbitan Utang Negara Dipangkas

Menkeu Bambang PS Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVAnews - Kementerian Keuangan menggelar pertemuan dengan para investor surat utang negara. Dalam Kesempatan tersebut disampaikan, karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah akan memangkas pembiayaan utang pada 2015.

Di depan para investor, Rabu 3 Desember 2014, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 akan dipangkas lebih rendah dari yang ditetapkan sebesar 2,2 persen terhadap PDB, atau sekitar Rp245,9 triliun dari sebelumnya dalam APBN-P 2014 sebesar 2,4 persen, atau Rp241,5 triliun.

Dengan demikian, secara otomatis penerbitan surat utang pemerintah akan dikurangi. "Sementara ini, masih menggunakan target APBN 2015. Ke depan, dengan adanya penyesuaian harga BBM, terdapat potensi penurunan target defisit APBN-P 2015," ujarnya.

Bambang mengatakan, pada 2014, pemerintah mampu memenuhi target penerbitan surat berharga, baik dalam bentuk obligasi konvensional maupun surat berharga syariah.

Jokowi Resmikan Huntap hingga Proyek Infrastruktur Pascabencana di Sulteng

Bahkan, pemerintah berhasil menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi valas global, baik itu obligasi global, SUKUK global maupun penerbitan perdana obligasi berdenominasi Euro.

"Seluruhnya mencapai oversubscription (kelebihan permintaan), yang menunjukkan tingginya antusias investor asing terhadap Indonesia," katanya.

Data Kementerian Keuangan mencatat, hingga 25 November 2014, pembiayaan utang pemerintah mencapai target sebesar Rp428,1 triliun. Sedangkan kebutuhan utang baru yang mampu ditarik hingga periode tersebut, bahkan melebihi target menjadi 104,5 persen, atau RP277 triliun dari Rp265 triliun.

"Kami tetap berharap bahwa kepercayaan ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang," ungkapnya.

Meski demikian, Bambang mengungkapkan, ada beberapa faktor eksternal yang menjadi perhatian pemerintah tahun depan. Yang paling utama, yaitu rencana terkait risiko peningkatan suku bunga The Fed.

Peningkatan pada suku bunga acuan The Fed akan dapat memengaruhi tingkat suku bunga global dan pada akhirnya dapat meningkatkan cost of fund pemerintah.

"Risiko ini, tentunya menjadi perhatian utama pemerintah dalam penyusunan rencana pembiayaan di tahun depan," tuturnya. (asp)

6 Lokasi Camping Populer di Luar Negeri, Ayo Kunjungi!
Bea Cukai layani ekspor pakaian dalam wanita

Pakaian Dalam Asal Bantul Siap Bersaing di Amerika dan Inggris

Bea Cukai layani ekspor puluhan ribu pakaian dalam wanita asal Kabupaten Bantul ke Amerika dan Inggris pada Kamis (21/03).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024