Harga Minyak Dunia Tercecer di Level US$60,94 Per Barel

Pipa minyak mentah bocor di Los Angeles
Sumber :
  • REUTERS/Phil McCarten

VIVAnews - Acuan harga minyak jatuh ke posisi terendah dalam lima tahun terakhir setelah OPEC memangkas prospek permintaan konsumsi minyak global, sementara data Amerika Serikat (AS) menunjukkan lonjakan persediaan minyak.

Dalam laporan bulanan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memperkirakan permintaan minyak akan turun menjadi 28.920.000 barel per hari (bph) pada tahun 2015, turun 280.000 bph dari harapan sebelumnya.

Minyak mentah berjangka AS untuk Januari tercecer 4,5 persen, jatuh ke level US$60,94 per barel, terendah sejak Juli 2009.

Minyak jenis Brent berjangka juga turun hampir US$3 ke level US$64 per barel, setelah sebelumnya menyentuh harga US$60,63, level yang tidak pernah terlihat sejak 16 Juli 2009.

Administrasi Informasi Energi pemerintah AS, menyebut persediaan minyak mentah komersial AS naik 1,5 juta barel pekan lalu. Timbunan minyak mentah AS mencapai 380.800.000 sejak 5 Desember.

Stok bensin juga naik sebesar 8,2 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis (dalam jajak pendapat Reuters) sebesar 2,5 juta barel.

Harga patokan minyak North Sea (minyak mentah berkualitas tinggi) telah jatuh lebih dari 40 persen sejak Juni lalu.Padahal, kemarin, minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik tipis 77 sen pada level US$63,82 per barel. [Baca: ]

Aktor Park Sung Hoon Minta Maaf ke Penonton Atas Karakter Jahatnya di Queen Of Tears

"Ada kesadaran bahwa paruh pertama tahun depan akan terlihat sangat lemah," kata Gareth Lewis-Davies, ahli strategi di BNP Paribas, dikutip dari laman CNBC, Kamis 11 Desember 2014.

Permintaan minyak global telah dibatasi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok serta stagnasi di banyak negara maju lainnya, terutama di Eropa.

"Gambaran mendasar belum benar-benar berubah, yakni jumlah pasokan yang melebihi pertumbuhan permintaan," kata Phin Ziebell, seorang analis senior di National Australia Bank.

Perusahaan minyak Italia dan kelompok bisnis energi, Eni mengatakan OPEC mungkin memangkas produksi pada musim semi dan bahwa harga minyak akan tetap antara US$66 dan US$75 per barel tahun depan.

Baca juga:

Kapuspenkum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Pegawai Kementerian ESDM

Pegawai ESDM tersebut diperiksa sebagai saksi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024