Memupuk Laba dan Cinta dari Batu Alam

Cincin dari koin VOC koleksi Komang Iyuth
Sumber :

VIVAnews - Tren perhiasan di penghujung tahun didominasi oleh unsur berbagai bebatuan dalam negeri dan luar negeri. Selain indah dan sulit dicari, bebatuan alam dipercaya punya aura positif yang akan mempengaruhi mood bagi pemakainya.

Tak heran bila sederet desainer perhiasan memilih fokus pada bebatuan alam atau gem stone untuk koleksi akhir tahun mereka. Koleksi mereka kini sedang dipajang di ajang Shanghai Noon Boutique, di Kota Malang.

“Ada sekitar 300 item perhiasan gem stone karya beberapa desainer Indonesia," kata Anita Yudi, Supervisor Shanghai Noon Boutique, Rabu 17 Desember 2014.

Seperti deretan koleksi dari Queen Silver, produsen berbagai perkakas dan perhiasan perak yang berbasis di Amerika itu, memamerkan beragam koleksi liontin dari bebatuan. Ada batu Prehnite, batuan dengan warna dasar hijau bermotif serabut dedaunan.

Ada juga liontin dengan batu Turquose berwarna biru langit, juga batu Topaz dengan warna kuning lemon. Atau batu Mookite, batuan dengan warna coklat dengan motif alur kayu jati di dalamnya. Semua batuan dipadu-manis dengan bingkai perak berukir.

Anita menyebut, masing-masing batu memiliki aura sendiri. Batu Turquose misalnya, punya aura positif tentang persahabatan. Sedangkan batu Prehnite menyimbolkan cinta yang tulus tanpa tendensi apapun. Batu Mookaite yang populer dari Australia, dipercaya mampu menyeimbangkan aktivitas eksternal dan kondisi mood di dalam diri pemakainya.

“Batu punya aura yang menguatkan pribadi pengguna. Dari jenis batuan yang dipakai, pribadi pemakainya juga bisa dibaca. Beda dengan perhiasan lain, batu alam menguatkan pribadi pemakainya,” katanya.

Beda desainer beda pula hasilnya. Perhiasan keluaran Lyn Schwaiko, misalnya. Desainnya bernuansa oriental yang kuat. Batu Jade atau Giok warna hijau diukir dengan bentuk kepala sang Budha berukuran mini, sehingga pas dijadikan liontin.

Batu mulia tersebut berpadu anggun dengan bingkai perak. Memang, semua bingkai menggunakan perak, bukan emas. “Karena perak lebih kuat nilai seninya. Memang, tidak memiliki nilai investasi seperti emas. Penyuka perak lebih menyukai seni dibanding untuk investasi,” katanya.

Selain itu, penggunaan perak juga membuat harga perhiasan lebih terjangkau, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp5 juta per unitnya.

Selain perhiasan untuk wanita dewasa, batuan alam itu juga tampak manis dipadukan dengan tali warna-warni berbahan suede. Jenis ini memang ditujukan bagi remaja. Batuan yang dipilih pun dipotong kecil dengan warna yang serupa, seperti merah marun dan coklat.

Gelang suede koleksi milik Komang Iyut itu dibanderol dengan harga khas remaja, berkisar antara Rp300 ribu per buah.

Tak lupa perhiasan untuk pria, juga dipamerkan di jajaran koleksi milik Asiattic Design. Ada cincin yang menampilkan gambar wajah. Cincin ini terbuat dari koin kuno peninggalan VOC, kongsi dagang Belanda.

Koin uang logam zaman VOC itu berpadu manis dengan cincin perak. Pada koleksi lainnya, ada batu topaz dan batu jenis Red Coral sebagai mata cincin untuk pria, “Ini cincin khusus untuk pria, ukuran cincin dan desainnya juga dibuat maskulin namun tetap kuat di unsur batuan alam dan nilai unik,” katanya.

Trend bebatuan dengan perhiasan kerajinan perak, menurutnya, semakin digemari di Malang. Selain warga Malang, bebatuan dan perhiasan unik itu juga jadi buruan para wisatawan mancanegara yang sedang singgah di kota berhawa dingin itu.

“Harganya berbeda dengan perhisan dari diamond, tapi nilai seninya tinggi. Batuan sudah jadi tren sejak awal tahun kemarin, tetapi jenisnya semakin beragam dan desainnya semakin berani,” ujarnya.  Pameran tersebut berlangsung sejak 6 Desember hingga 6 Januari 2015. (ren)

3 Jenderal Hantu Laut Pamit Tinggalkan Marinir, Salah Satunya Intelijen Kakap TNI

Baca juga:

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, saat memimpin pemusnahan 11 jenis komoditi impor ilegal dengan nilai pabean mencapai Rp 9,33 miliar, di wilayah Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 28 Maret 2024.

Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak, Mendag Zulhas: Tunggu Tanggal Mainnya!

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan, pihaknya kembali menyelidiki kembali maraknya perdagangan pakaian bekas hasil impor.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024