Dolar AS "Pulang Kampung," Rupiah dan Kawan-kawan Lesu

Dolar AS Menguat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Belakangan, dolar semakin digdaya di kampungnya sendiri, Amerika Serikat. Bahkan, mata uang berjuluk greenback itu mencatat kenaikan harian terbesar terhadap mayoritas mata uang.

Pada perdagangan semalam atau Kamis dini hari, 18 Desember 2014 waktu Indonesia, dolar mampu mengempaskan mata uang utama, seperti euro dan yen. Kekuatan dolar muncul setelah bank sentral negeri Paman Sam itu mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga pada tahun depan.

Tak ayal kondisi ini membuat investor ramai-ramai "pulang kampung." Imbasnya, mata uang di beberapa negara harus terpuruk.

Rupiah, misalnya. Mata uang yang nominal terbesarnya bergambar Soekarno-Hatta itu tak kuasa menahan tekanan dolar. Rupiah mencapai titik terendah pada level Rp12.900 pada 16 Desember kemarin.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), Kamis, 18 Desember 2014, rupiah menguat ke level Rp12.565. Sehari sebelumnya rupiah ditetapkan Rp12.720 per dolar AS.

Dari Iran, mata uang rial Iran juga sempat meluncur ke rekor rendah pada hari Senin, mencapai IRR25.650 per dolar. Menurut situs Mesghal, rial Iran (IRR) jatuh hingga 50 persen dibanding nilai tukarnya pada tahun lalu.

Memang, di Iran, ada dua referensi perdagangan rial. Yang dikelola bank sentral setempat, nilainya IRR12.260/US$. Referensi ini untuk impor barang-barang penting. Sementara, tingkatan lebih rendah ditentukan oleh pasar jalanan yang terdiri dari pedagang kecil, di mana kebanyakan rakyat Iran dapat memperoleh mata uang keras.

Anggota parlemen Iran, Gholamreza Mesbahi-Moghaddam, menuduh bank sentral tidak menyediakan dolar yang lebih murah untuk mengimpor barang-barang dasar selama tiga minggu. Akibatnya, pedagang Iran beralih ke pasar swasta untuk mendapatkan dolar. Dan dengan demikian, mendorong Rial turun lebih lanjut.

"Sayangnya, pemerintah telah membuat kesalahan terbesar dalam sejarah dengan tidak menyuntikkan dolar untuk menjawab permintaan pasar valuta asing," kata Mesbahi-Moghaddam, menurut kantor berita Fars yang dikutip laman Arabian Business.

Di Amerika


Dolar mencapai level tertinggi terhadap mata uang euro dan swissfranc selama lebih dari seminggu. Kinerja itu didorong janji The Fed (bank sentral AS) untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol demi meningkatkan kepercayaan ekonomi AS.

"Pasar mengambil dolar lebih tinggi dibanding biasanya karena Fed baru akan menaikkan suku bunga pada tahun 2015," kata Win Thin, ahli strategi mata uang di Brown Brothers Harriman, New York, mengutip dari Reuters.

Setiap kenaikan akan meningkatkan greenback dan memicu arus investasi kembali ke Amerika Serikat.

Euro jatuh ke level terendah terhadap dolar sejak 9 Desember, ke level US$1.2320. Dolar juga naik ke level tertinggi terhadap Swissfranch (CHF) sejak 9 Desember, di level 0,9745 franc.

Terhadap mata uang yen, Jepang, dolar juga berhasil memperbaiki kinerjanya. Terakhir naik 2,19 persen ke level118,60 yen per dolar.

Hanya saja, dolar berakhir turun 12,08 persen terhadap rubel Rusia, yang diperdagangkan pada level 60,15 rubel.

Indeks dolar AS DXY, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir naik 0,99 persen di level 88,995 untuk mengirim kenaikan terbesar harian sejak 3 Oktober.

Baca juga:

Pakai Uang Palsu Beli Narkoba dan Punya Senpi Rakitan, Pecatan TNI AL di Lampung Ditangkap
Kemenag Gelar Peringatan Nuzulul Qur'an Nasional Tahun 2024

Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Peringatan Nuzulul Qur'an tingkat nasional, digelar oleh Kementerian Agama atau Kemenag. Pada tahun 2024 ini, digelar di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, pada Rabu kemarin.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024