- REUTERS/Toru Hanai
VIVAnews - Jepang berencana menyuntik dana sebesar US$30 miliar, atau 3,4-3,5 triliun yen sebagai paket stimulus untuk menghidupkan kembali daerah-daerah negara tersebut. Namun, negeri Matahari Terbit itu juga tetap akan membahas mengenai rencana penerbitan obligasi baru.
Seperti diberitakan Reuters, Kamis 18 Desember 2014, Perdana Menteri Shinzo Abe menyampaikan bahwa pemberian bantuan ini bertujuan untuk mengangkat pertumbuhan, sekaligus memperbaiki perekonomian di Tokyo yang sedang mengalami resesi.
Ini, menjadi tugas cukup berat baginya untuk mengakhiri 15 tahun deflasi Jepang, setelah kembali terpilih dalam pemilu pekan lalu, Minggu 14 Desember 2014.
Dia sudah berjanji untuk mendorong perekonomian melalui kebijakannya yang terkenal dengan nama 'Abenomics', reformasi dalam struktural dan fiskal.
Sebelumnya, Abe sudah memberikan perintah kepada para menterinya untuk melakukan lay out paket stimulus pada November kemarin. Diharapkan, semuanya dapat selesai pada 27 Desember mendatang, sebagai bagian dari upaya untuk menarik ekonomi keluar dari resesi akibat dari kenaikan pajak penjualan di bulan April lalu.
"Uang sebanyak itu akan dipakai untuk subsidi produk-produk barang-barang kebutuhan dan bahan bakar, supaya harganya tidak terlalu memberatkan konsumen," ujarnya.
Abe menegaskan, anggarannya sendiri berasal dari pendapatan tambahan negara dan dana yang tersisa dari APBN tahun lalu, bukan datang dari penjualan surat utang.
Baca juga:
(asp)