Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Harga emas berakhir mendatar pada sesi perdagangan Kamis di Bursa New York, Amerika Serikat. Harga emas kembali di bawah level US$1.200 per troy ounce, karena terbebani sentimen atas kebijakan Federal Reserve yang akan bersabar menaikkan suku bunga acuan.
Seperti diberitakan Marketwatch, Kamis malam atau Jumat 19 Desember 2014, penguatan di pasar saham pada Kamis membuat perdagangan emas serasa "tercekik".
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Seperti diberitakan Marketwatch, Kamis malam atau Jumat 19 Desember 2014, penguatan di pasar saham pada Kamis membuat perdagangan emas serasa "tercekik".
Keputusan The Fed yang lebih ramah dalam rencananya menaikkan suku bunga acuan, disambut baik oleh investor dan memicu reli lanjutan saham AS.
Harga kontrak emas untuk pengiriman Februari naik tipis 30 sen (kurang dari 0,1 persen) ke level US$1.194,80 per ounce pada penutupan perdagangan Kamis.
Komoditas seperti emas yang didenominasikan dalam dolar AS terkena imbas penguatannya terhadap mata uang negara lain. Karena pengguna mata uang lain jadi harus membayar lebih mahal.
Dalam pernyataan terbaru pada Rabu kemarin, The Fed selaku bank sentral AS berjanji akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk "jangka waktu yang cukup" dan "bersabar untuk memulai" normalisasi kebijakan moneter.
Menjelang pengumuman hasil rapat pertemuan para pejabat The Fed dalam forum Federal Open Market Committe itu, harga emas telah melemah terkait prospek bank sentral akan mempercepat kenaikan suku bunga.
Pasar Domestik
Di dalam negeri, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk melaporkan harga emas batangan pada transaksi hari ini, Jumat 19 Desember 2014 juga bergerak turun dibanding perdagangan kemarin.
Baca:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Keputusan The Fed yang lebih ramah dalam rencananya menaikkan suku bunga acuan, disambut baik oleh investor dan memicu reli lanjutan saham AS.
