- VIVanews/Eka Permadi
VIVAnews - Pemerintah menyambut baik tren penguatan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam sesi perdagangan di pasar spot akhir pekan ini. Penguatan rupiah ini terjadi dalam beberapa hari terakhir sejak intervensi Bank Indonesia di pasar uang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Jumat 19 Desember 2014, menyatakan penguatan rupiah menunjukan bahwa fundamental perekonomian Indonesia terjaga di tengah gejolak ekonomi dunia saat ini.
Gejolak ekonomi yang dimaksudnya adalah kekhawatiran pasar terhadap kebijakan Federal Reserve AS terkait rencananya mempercepat kenaikan suku bunga acuan seiring tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara adidaya itu semakin menguat.
"Kemarin kan ada reaksi berlebihan, padahal ekonomi kita fine," ujar Sofyan di Jakarta.
Menurut Sofyan, koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam upaya stabilisasi nilai tukar rupiah akan terus dilakukan. Sehingga tren penguatan tersebut dapat terus berlanjut.
Seperti diketahui, kemarin bank sentral AS mengumumkan tidak akan menaikan suku bunga dalam jangka waktu dekat. Penegasan tersebut disambut baik sebagai sinyal positif bagi pasar keuangan internasional.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis BI, Jumat 19 Desember 2014, rupiah dipatok pada level Rp12.500 per dolar AS, menguat dari posisi sehari sebelumnya pada level Rp12.565 per dolar AS. Penguatan ini merupakan yang tertinggi selama sepekan terakhir. (ren)
Baca juga: