Ekonom: Hadapi Rupiah, BI Babak Belur

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews
Terungkap! Keajaiban yang Dialami Ashanty Saat Umrah, Kisahnya Bikin Merinding
- Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dianggap sebagai pemicu merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Erick Thohir Ketemu Kiper Inter Milan, Bakal Dinaturalisasi Timnas Indonesia?

Pengamat pasar uang, Farial Anwar mengatakan, melemahnya mata uang rupiah merupakan salah satu imbas dari kekeliruan pemerintah dalam mengambil keputusan menaikan BBM subsidi di saat isu adanya kenaikan bunga acuan The Fed (bank sentral Amerika Serikat).
Konflik Makin Panas, India Larang Warganya Kunjungi Israel dan Iran


"Dampaknya terhadap inflasi sangat signifikan. Tidak ada orang yang mau memegang mata uang yang terkena
cost push inflation
. Dampak kenaikan BBM itu, orang konversi ke dolar. Maka permintaan dolar tinggi," ujarnya di Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2014.


Farial menilai, kebijakan menaikan BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang benar, namun waktunya yang salah. "Nah, guncangan itu menyebabkan tekanan yang lebih besar," ujarnya.


Farial menuturkan, hal ini merupakan tugas berat Bank Indonesia (BI) yang menanggung guncangan perekonomian ini.


"Sekarang BI yang babak belur. Kan tugasnya BI mengembalikan inflasi, melemahnya rupiah terhadap barang dan jasa. Dan juga rupiah terhadap mata uang lain atau dolar," tuturnya.


Farial mengatakan, Bank Indonesia memiliki kemampuan untuk meredam dan mengembalikan kestabilan mata uang rupiah.


"Saya berharap kemampuan BI untuk meredam dan mengembalikan nilai tukar ini. Pertanyaannya, seberapa besar kemampuannya di tengah permintaan besar dan
supply
-nya yang terbatas. Nah, ini jadi
problem
mendasar yang susah dicari jawabannya dalam waktu dekat," ujarnya.


Baca juga:







Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya