Harga Minyak Terus Merosot, Ada Konspirasi?

Beberapa sumur minyak
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Cullen

VIVAnews -Gejolak harga minyak yang harganya terus di bawah harapan pasar, memunculkan spekulasi adanya teori konspirasi. Arab Saudi dituding memainkan peran terhadap harga minyak dunia tersebut.

3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik

Produsen minyak terbesar di dunia, Arab Saudi memastikan tidak akan mengurangi produksi minyak. Bahkan, Arab seolah tak ambil pusing saat negara-negara non-OPEC telah mengurangi produksi.

"Jika mereka ingin melakukannya (pangkas produksi), tentu Arab Saudi tidak akan memotong (produksi)," ujar Ali al-Naimi, Menteri Perminyakan Arab Saudi, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin 22 Desember 2014.

Pernyataan Ali itu untuk menyitir negara-negara di luar Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization Petroleum Exporting Countries/OPEC). Dia menambahkan, 100 persen tidak senang dengan harga saat ini, tetapi dia yakin harga akan membaik, meskipun tidak jelas kapan.

Melansir laman CNBC, harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Februari ditetapkan naik 20 sen. Meski naik, Brent tetap berada dibawah US$60 per barel. Pada perdagangan semalam, Brent dipatok US$57,33 setelah pada perdagangan Jumat kemarin dibanderol US$57,13 per barel.

Soal turunnya harga minyak, Ali menyalahkan para spekulan dan juga kurangnya kerjasama antar produsen non-OPEC.

Pernyataan Ali, di sebuah konferensi di Abu Dhabi itu, menandai kedua kalinya selama tiga hari terakhir bahwa kerajaan mengisyaratkan tidak akan mengubah tingkat produksi. Tampaknya, Arab lebih memilih untuk membiarkan pasar menstabilkan harga minyak.

Nada yang sama juga dilontarkan oleh beberapa menteri minyak jazirah Arab lainnya, pada konferensi di Uni Emirat Arab (UEA).

Menteri Perminyakan UEA, Suhail Bin Mohammed al-Mazroui malah mendesak semua produsen dunia untuk tidak menaikkan produksi minyak mereka tahun depan. Itu bakal menstabilkan harga lebih cepat. Tapi, dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal komentarnya itu.

Pasokan Meningkat


Dunia, diperkirakan, tidak lagi terlalu butuh minyak dari anggota OPEC pada tahun 2015 nanti. Sebab, pasokan minyak dari Amerika Serikat (AS) meningkat. Di sisi lain, belum ada peningkatan pertumbuhan permintaan yang signifikan dari negara importir minyak.

Menteri Perminyakan Kuwait, Ali al-Omair mengatakan, OPEC tidak perlu memotong produksi dan tidak akan mengadakan pertemuan darurat menjelang pembicaraan berikutnya, yang dijadwalkan pada bulan Juni.

"Saya tidak berpikir kita perlu memotong (produksi). Kami memberikan kesempatan kepada orang lain (dan) mereka tidak bersedia untuk melakukannya," katanya, mengacu pada kontak dengan produsen non-OPEC sebelum pertemuan OPEC di Wina, pada bulan November.

Nyatanya, target produksi OPEC sebesar 30 juta barel per hari (bph) tidak berubah. OPEC tak mau mengintervensi, dan membiarkan pasar untuk mencari titik keseimbangan sendiri.

Ditanya tentang kemungkinan kerjasama antara anggota OPEC dengan negara non anggota, Niami menjawab, "Hal terbaik bagi semua orang adalah membiarkan produsen yang paling efisien untuk memproduksi minyak."

Teori konspirasi?

Dia juga mengatakan bahwa keputusan OPEC pada akhirnya akan membantu perekonomian dunia. "Harga saat ini, tidak mendorong investasi dalam bentuk energi, tetapi merangsang pertumbuhan ekonomi global. Pada akhirnya, ada peningkatan permintaan global dan perlambatan pertumbuhan pasokan," katanya.

Menteri perminyakan Irak, Adel Abdel Mahdi, berpendapat pertemuan darurat OPEC tidak perlu dilakukan. Dia menyarankan untuk mengamati (wait and see) dulu.

Naimi membantah politik memainkan peran dalam kebijakan minyak kerajaan, dan mengatakan jatuhnya harga tidak akan memiliki dampak pada Arab Saudi atau negara Arab lainnya.

Pergeseran pasar telah memicu teori konspirasi, mulai dari Arab yang berusaha untuk mengekang ledakan produksi minyak AS. Arab juga dianggap ingin melemahkan Iran dan Rusia atas dukungan mereka kepada Suriah.

Sebelum pertemuan Wina, ada petunjuk bahwa Rusia bisa mengurangi produksi atau ekspor jika OPEC melakukan hal yang sama. Tapi setelah pertemuan itu, ada pesan dari Moskow bahwa eksportir minyak terbesar kedua di dunia itu akan mempertahankan output-nya.

Baru Lunas di Usia 45 Tahun, Meisya Siregar Ingatkan Gen Z Soal Rumah KPR

Baca juga:

Ilustrasi Jemaah Indonesia tengah menunaikan ibadah umrah.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah

Saudi Arabia announced new rules regarding Umrah. This country is allowing holders of various types of visas can perform Umrah.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024