Insentif Mobil Murah Indonesia Lebih Bagus

VIVAnews - Pemerintah Indonesia menjanjikan insentif yang lebih menarik dibandingkan Thailand dalam pengembangan mobil murah (low cost car). 

"Insentif kami akan lebih kompetitif dibandingkan dengan Thailand," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budi Darmadi usai pembukaan Pameran Produksi Indonesia di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Rabu 13 Mei 2009.

Kalau di Thailand, dia menambahkan, pemerintahnya baru memberikan insentif jika sudah memproduksi 100 ribu unit mobil. "Indonesia tidak harus sebanyak itu," katanya tanpa menyebut berapa batasan produksi untuk mendapatkan insentif.

Selain itu, sudah dipastikan pengembang mobil murah dan ramah lingkungan akan mendapat insentif pajak melalui Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2009.

Budi menjelaskan, saat ini beberapa pabrikan otomotif nasional sudah mulai mendisain mesin yang menggabungkan unsur murah dan ramah lingkungan. "Enginering sedang dimatangkan oleh pabrikan-pabrik itu, yang jelas tidak akan seperti Tata Nano, karena ingin mengedepankan unsur keamanan tapi murah," katanya masih merahasiakan pabrikan mana saja yang mengembangkan.

Budi memperkirakan dalam waktu tiga tahun disain mesin akan selesai dan siap untuk diproduksi massal. "Risetnya butuh waktu lama dan biaya besar," katanya.

Mengenai harga jual, Budi mengaku Departemen sedang melakukan survei pasar. "Ada yang bilang harganya sekitar Rp 50 juta, tapi mustinya di bawah Rp 60 juta atau senilai dua motor, paling mahal," katanya.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri
Ilustrasi tagian listrik PLN membengkak.

Tarif Listrik April-Juni 2024 Diputuskan Tidak Naik

Kebijakan tidak menaikan tarif listrik pada April-Juni 2024 merupakan upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024