Sofyan: Rupiah Melemah karena Isu Yunani

Teller menghitung uang dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Kamis 8 Januari 2014, menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini tidak hanya dialami oleh rupiah.

5 Minuman Herbal Penjaga Kolesterol Tetap Terkendali

Sebab, negara-negara berkembang lainnya, khususnya di kawasan Asia Tenggara, juga mengalami depresi nilai tukar mata uangnya masing-masing.

Meski begitu, Sofyan menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk meredam tekanan terhadap rupiah.

Ia menjelaskan, nilai tukar dolar Amerika Serikat kian perkasa, seiring dengan semakin memburuknya kondisi perekonomian Eropa. Terutama, berkaitan Yunani yang kembali mengalami resesi dan berpotensi keluar dari keanggotaan Uni Eropa.

"Jadi, ini lebih ke faktor eksternal. Kondisi kemarin, ada perkembangan situasi politik di Yunani sana. Bukan hanya rupiah melemah, tetapi mata uangĀ  lain juga," ujar Sofyan di Jakarta.

Gejolak politik yang terjadi di Yunani, ia melanjutkan, berdampak sistemik terhadap kestabilan negara-negara Uni Eropa. Untuk itu, diharapkan segera ada solusi internal di kawasan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Pemerintah kita akan melakukan segala hal. Tetapi, ada faktor karena iklim global sekarang, tidak ada negara yang tidak terpengaruh. Bahkan, Eropa juga ikut terpengaruh," tambahnya.

5 Promo Hari Kartini, Ada Minyak Goreng 2 Liter Cuma Rp30 Ribuan

Pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi bakal melambat juga memicu para investor besar menarik modalnya di negara-negara berkembang (emerging markets) untuk dialihkan ke negara maju.

Fenomena ini, disebutnya dengan persiapan bagi dolar AS untuk pulang kampung. Sebab, para pemodal di dunia berkesempatan kembali berinvestasi di AS setelah pulih dari krisis.

"Para investor internasional melihat peluang ini. Tetapi, sifatnya sementara saja," kata Sofyan.

Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian

Sebelumya, nilai tukar rupiah kembali tertekan 74 poin, atau 0,58 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu 7 Januari 2015. Hal itu, menunjukkan pelemahan rupiah terus berlanjut selama enam hari perdagangan terakhir.

Berdasarkan pantauan dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menembus level Rp12.732. Sehari sebelumnya, rupiah juga terdepresiasi di level Rp12.658.

Laju rupiah pun belum berhasil 'move on' di pekan kedua perdagangan 2015. Masih adanya imbas dari berlanjutnya kejatuhan harga kontrak minyak mentah dunia, turut memaksa rupiah terus mendekati rekor terendah Rp13.000.

Baca juga:

(asp)

Gunakan Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Dump Truk

Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 

Rasa senang bisa memiliki sepeda motor baru untuk ke sekolah, justru berbuah petaka dialami Faizal Hadi Winata, seorang pelajar SMA Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024