Perang Harga Minyak Dunia Bakal Terus Berlanjut?

ilustrasi pompa minyak.
Sumber :
  • REUTERS/Lucy Nicholson/Files
VIVAnews
2024, Blok Masela Siap Produksi?
- Tren penurunan harga minyak mentah dunia berjangka jenis Brent dan West Texas Intermediate melanjutkan "kekalahan" selama tujuh pekan berturut-turut.

Bawa Minyak Ilegal, Prajurit TNI Kodam Sriwijaya Dibekuk

Uni Emirat Arab (UEA) tidak memiliki rencana untuk mengurangi produksi, tidak peduli seberapa rendah harga turun. Yousef Al Otaiba, perwakilan dari Arab Saudi, Kuwait, dan UEA untuk Amerika, menekankan belasan kali dalam enam pekan terakhir bahwa OPEC tak ingin mengekang produksi.
Pemerintah Berencana Bangun Kilang Minyak Mini


"Perang harga akan terus terjadi dan pasokan akan melimpah," ujar Phil Flynn, analis pasar senior dari Price Futures Group di Chicago, dikutip dari laman
The Sidney Morning Herald
, Senin 12 Januari 2015.


Laporan dari Duta Besar UAE, dia melanjutkan, menunjukkan mereka belum akan menyudahi perang. "Ini akan menjadi perang panjang dan mereka memiliki Saudi di belakang mereka," tuturnya.


Minyak mentah diperdagangkan pada level terendah sejak April 2009, di tengah kekhawatiran perkiraan surplus pasokan global oleh Qatar sebesar 2 juta barel per hari, dan akan bertahan sepanjang tahun ini.


Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (
Organization of Petroleum Exporting Countries
/OPEC) berjuang melawan
booming
minyak AS dengan menolak pengurangan produksi. Sinyal itu siap untuk membiarkan harga minyak mentah berjangka jatuh, untuk memperlambat
output
Amerika.


Melansir laman
CNBC
, minyak mentah Brent dan minyak mentah Amerika Serikat (WTI) ditutup melemah pada akhir pekan lalu. Minyak mentah berjangka jenis Brent turun 85 sen menjadi US$50,11 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Februari menetap 43 sen lebih rendah pada US$48,36 per barel. (art)


Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya