Minyak Dunia Anjlok, Kuwait dan Arab Saudi Makin Menderita

Presiden Iran Hassan Rouhani pidato di Majelis Umum PBB
Sumber :
  • REUTERS/Ray Stubblebine

VIVAnews - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan bahwa negara-negara di balik penurunan harga minyak dunia akan menyesali keputusannya. Dia pun mengungkapkan, penurunan harga minyak justru akan membuat Arab Saudi dan Kuwait menderita bersama Iran yang kurang tergantung pada ekspor minyak mentah dari kedua negara tersebut.

Investor Ragukan Produsen, Harga Minyak Kian Murah

Mengutip dari Dailystar, Rabu, 14 Januari 2015, Rouhani tidak menyebutkan nama dari negara-negara yang dibicarakannya.

Meski demikian, ia menegaskan, jika Iran tertekan oleh penurunan harga minyak, perlu diketahui bahwa negara produsen minyak lain, seperti Kuwait dan Arab Saudi akan lebih menderita daripada Iran.

Harga Minyak AS Alami Kenaikan Tertinggi Selama Maret

"Penurunan harga minyak tidak akan menekan Iran karena pemerintah telah merancang anggaran yang 'kurang tergantung pada minyak', dengan hanya sepertiga pendapatan pemerintah diperkirakan datang dari ekspor minyak mentah dalam kalender Iran selanjutnya yang dimulai tanggal 21 Maret," ujarnya.

Sementara itu, menurut menteri perminyakan Kuwait dan gubenur OPEC dari Uni Emirat Arab, kelebihan suplai minyak global yang mendorong harga menuju level rendah lima tahun kemungkinan akan tetap bertahan. Setidaknya hingga semester kedua saat permintaan diperkirakan akan mulai pulih.

"Dibutuhkan laju pertumbuhan ekonomi global yang lebih cepat untuk membantu menyerap surplus minyak yang diperkirakan berada pada level 1,8 juta barel per hari," ucap Menteri Perminyakan Kuwait, Ali Al-Omair.

Khawatir Pasokan Terus Melimpah, Harga Minyak Anjlok

Al-Omair memperkirakan, situasi ini akan berlanjut hingga surplus minyak dapat diserap dan perekonomian global membaik.

Sedangkan, Ali Al Yabhouni, Gubernur Uni Emirat Arab untuk OPEC di Abu Dhabi menjelaskan, pemulihan yang dipimpin oleh permintaan diperkirakan akan terjadi di semester kedua,

“Proyeksi mengindikasikan bahwa hal ini tidak akan terjadi sebelum semester kedua," tambahnya.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya