- ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVAnews - Dewan Energi Nasional (DEN) menyarankan kepada pemerintah untuk mengimpor minyak mentah selagi harganya masih murah. Demikian saran
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN).
Anggota DEN bidang teknologi, Andang Bachtiar, mengatakan bahwa prediksi penurunan harga minyak mentah dunia bisa terjadi selama delapan bulan sampai dua tahun. Untuk itu, pemerintah sebaiknya membuat cadangan penyangga energi.
"Ada tiga macam cadangan energi, yaitu cadangan operasional, cadangan penyangga dan cadangan strategis. Kebetulan di kebijakan energi, kita ada yang diamanatkan, yaitu cadangan penyangga energi. Selama ini, kita tidak punya cadangan penyangga, apalagi cadangan strategis. Kita cuma punya cadangan operasional, itu juga punya Pertamina," katanya dalam konferensi pers di kantor DEN, Jakarta, Rabu 14 Januari 2015.
Andang pun menyebutkan, momentum penurunan harga minyak harus dimanfaatkan karena harga minyak mentah sebesar US$40 per barel ditaksir akan berlangsung cukup lama.
"Caranya, mengimpor minyak mentah sebanyak yang kita mampu dan menyimpannya sebagai cadangan penyangga dan operasional," terangnya.
Pemerintah juga bisa menggunakan tanki-tanki timbun, seperti depo, terminal, kilang-kilang, serta tanki-tanki nganggur milik Pertamina dan perusahaan migas lainnya untuk menyimpan cadangan minyak mentah tersebut.
Sayangnya, Andang tak bisa menyebutkan secara detail berapa jumlah minyak mentah yang diimpor untuk cadangan penyangga.
Akan tetapi, ada beberapa tantangan yang dihadapi ketika pemerintah akan membangun cadangan energi, seperti jumlah tanki dan dana yang tersedia untuk bisa dimanfaatkan memborong minyak mentah tersebut.
"Itu ide besar kami. Kalau pemerintah bilang ini bagus maka bisa dikerjakan," tambahnya. (ren)
Baca juga: