- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAcoid - Inflasi tahun 2014 tercatat 8,36 persen (year-on-year/yoy). Inflasi ini lebih rendah daripada tahun sebelumnya, sebesar 8,38 persen dan berada di atas sasaran 4,5 plus-minus 1 persen.
Meskipun demikian, Bank Indonesia (BI) mengklaim inflasi tersebut tetap terkendali.
"Inflasi pada tahun 2014 tetap terkendali di tengah tekanan yang tinggi dari administered prices (harga yang ditentukan pemerintah) dan volatile food (harga pangan bergejolak)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, di Jakarta, ditulis Jumat 16 Januari 2015.
Kenaikan inflasi, lanjut Tirta, disebabkan oleh pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi dan dampak gejolak harga pangan domestik pada akhir 2014. Kenaikan harga BBM bersubsidi mengerek naik harga barang. Kenaikan tarif listrik dan elpiji pun juga mendorong inflasi.
"Hal ini tidak terlepas dari peran dan kebijakan BI dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi, serta semakin baiknya koordinasi kebijakan pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah," kata dia.
Ke depannya, lanjut Tirta, inflasi diprediksi sebesar 4 plus-minus 1 persen pada 2015. Pendukungnya adalah penurunan harga minyak dunia yang diprediksi bisa memberikan sumbangan deflasi.
"Untuk memperkuat capaian sasaran inflasi tersebut, BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah lewat Tim Pengendali Inflasi dan Tim Pengendali Inflasi Daerah, baik dalam mengendalikan inflasi pangan dan administered prices," kata dia.
Baca juga: