Gurihnya Laba Bakso Gepeng Rawamangun

bakso gepeng rawamangun
Sumber :
  • baksogepengrawamangun.blogspot.com
VIVA.co.id
Pemuda Ini Raup Omzet Ratusan Juta dari si Comel
- Pendiri Bakso Gepeng Rawamangun, Sri Mulyono, memilih banting setir jadi penjual bakso. Alhasil, dia bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Raup Untung Belasan Juta dari Bisnis Camilan Tradisional

Ketika ditemui di salah satu restoran cepat saji di Bekasi baru-baru ini, pria yang akrab dipanggil Mas Yon ini pun menceritakan kisahnya menjual bakso gepeng. Pada tahun 2007, Yon memilih keluar dari pekerjaannya sebagai general manager (GM) di salah satu pusat perbelanjaan.
Untung Besar Bisnis Jajanan Pasar dan Kue Ulang Tahun


"Saya ingin berusaha, karena waktu itu peluang usaha di entrepreneur terbuka. Akhirnya, saya memutuskan mundur walaupun belum punya usaha," kata dia, kepada VIVA.co.id ditulis Senin 19 Januari 2015.

Kala itu, lanjut Mas Yon, istrinya sempat meragukan niatnya. Padahal, saat itu mereka hendak menikah.

"Saya resign bulan Oktober 2007, sementara Desember 2007 kami menikah. Jujur (dia) sempat khawatir. Calon istri saya kepikiran. Mau menikah, tapi suami pengangguran," kata dia.

Mas Yon menganggap kecemasan istrinya wajar. Dia pun berhasil meyakinkan istrinya dengan ide berwirausaha tersebut.

Akhirnya, Mas Yon pun memilih usaha makanan. Sebab, bisnis makanan tak pernah mati. "Mal-mal banyak dibangun. Di dalam mal, orang belum tentu beli baju, tapi beli makanan kalau jalan jalan," kata dia.

Lalu, dia memutuskan untuk berjualan bakso dan belajar membuat bakso, terutama bakso gepeng. Disebutkan bakso gepeng ini sudah lama ada di Rawamangun, Jakarta Timur. Dia ingin belajar berjualan bakso itu. Lagipula ada orang yang mau mengajarinya berjualan bakso.

"Bakso itu segmennya luas. Siapa orang Indonesia yang tidak suka bakso? Bakso kan, disukai orang tua, orang muda, dan anak-anak," kata dia.


Mas Yon pun menyisipkan kata "Rawamangun" untuk usahanya. Hal ini bertujuan mengingat kenangan belajar membuat bakso. Sayangnya, dia tak mau membuka usaha di Rawamangun.


Mas Yon memulai bisnisnya pada tahun 2009. Lokasinya ada di Jatibening.


Modal yang dikeluarkan untuk berbisnis ini sebesar Rp30 juta dan digunakan untuk sewa tempat dan membeli bahan baku produksi yaitu daging sapi dan tepung. Bakso buatannya lain daripada bakso-bakso yang dijual pada umumnya. Baksonya diolah tanpa bahan pengawet, kuahnya bening, tak bergajih, dan menggunakan daging sapi segar.


"Orang yang lagi diet, tidak takut makan bakso lagi. Bakso kami juga rendah lemak," kata dia.


Untuk memproduksi bakso sehari, kata Mas Yon, diperlukan sekitar 150-200 kg daging sapi segar. Menu-menu yang ditawarkan oleh Bakso Gepeng Rawamangun adalah Bakso Gepeng Tahu, Bakso Gepeng Pangsit, Bakso Gepeng Spesial, dan menu mie seperti Mie Ayam. Harganya pun dibanderol dari Rp8.500-Rp14 ribu per porsi.


Lalu, Mas Yon pun menerapkan tes pasar. Caranya, dia berjualan bakso dengan mobilnya di kawasan Puri Gading sebulan. Tak hanya itu, selama dua minggu pria kelahiran Grobogan juga membagikan selebaran yang berisi pengunjung yang membawa brosur tersebut, bisa menikmati seporsi bakso gepeng secara cuma-cuma, dan cara itu berhasil.


Mas Yon sempat menceritakan kesulitannya ketika mulai berbisnis. Saat awal berusaha, dia dan adiknya harus pergi ke pasar untuk membeli daging pada pukul 03.00 pagi setiap hari. Daging-daging itu dibawa dengan ember yang cukup besar.


"Saya sama adik saya bawa-bawa daging pakai ember ke mobil. Kalau hujan, susah. Jalannya jadi licin," kata dia.


Kemudian, Mas Yon pun membuka cabang di gerai milik temannya di Mega Bekasi. Tapi, bakso gepengnya lebih laris daripada makanan yang dijual di gerai yang ditebenginya. Dari sanalah muncul permintaan untuk mewaralabakan bisnisnya.


Pada tahun itu juga, Mas Yon memutuskan untuk mewaralabakan bisnisnya. Outlet pertama ada di dekat Stasiun Bekasi.


Dia pun berkisah ketika membuka outlet pertama di dekat Stasiun Bekasi. Tatkala itu, Mas Yon langsung membuka gerobak-gerobak Bakso Gepeng Rawamangun. Usahanya kandas dan ada yang dipetik dari pengalaman pahitnya itu.


"Saya mau 'lari'. Buka empat gerobak di dekat Stasiun Bekasi. Tapi, karena baksonya tidak pakai bahan pengawet, siangnya langsung lengket-lengket. Akhirnya, rugi, kan? Makanya, fokus warung yang ada
freezer
-nya untuk mengurangi risiko bakso rusak," kata dia.


Kini, jumlah outletnya sebanyak 150 gerai tersebar di wilayah Jabodetabek, Palembang, dan Yogya, bahkan ada permintaan waralaba dari Bandung dan Purwokerto. Omzetnya? Dia menyebutkan per gerai meraup untung puluhan juta.


"Kalau omzet saya kurang tahu. Kebanyakan milik mitra. Kalau rata-rata Rp20-40 juta per outlet per bulan," kata dia.


Mas Yon mengatakan bahwa kini, dia tak punya gerai sendiri untuk berjualan bakso ini. Pria lulusan UGM jurusan peternakan ini fokus kepada sektor produksi dan distribusi Bakso Gepeng Rawamangun. Pegawainya ada lima belas orang dan produksinya ada di daerah rumahnya di Puri Gading.


"Omzetnya rahasia," kata dia sambil tersenyum.


Mas Yon pun membuka pintu bagi siapa saja yang ingin memesan bakso gepeng untuk acara seperti reuni, pernikahan, dan arisan. Baksonya pun bisa dipesan dari luar daerah. Tapi ada syaratnya.


"Pesen baksonya berapa ditambah ongkos kirim. Ongkosnya ditanggung pembeli," kata dia.


Mas Yon pun tak memungkiri ada kendala yang dihadapi ketika berusaha itu, seperti banyak mitra yang memutuskan untuk berjualan sendiri dan ada mitra yang berhenti karena lokasinya kurang tepat.


Siap kembangkan sayap

Tak puas punya usaha bakso, Mas Yon ingin membuka usaha makanan lainnya. Dia ingin berusaha mie dan ayam. Bahkan, penghobi makan ini ingin berusaha mie rasa rendang, namanya Mie 4 U.


"Ini lagi rencana," kata dia.


Dilirik Malaysia


Seperti yang disebutkan di atas, banyak pihak yang tertarik menjadi mitra usaha Mas Yon. Bahkan, minat pihak dari Malaysia pun sempat disampaikan kepada Mas Yon.


"Dulu, ada di Malaysia yang tertarik," kata dia.


Sayangnya, tak jadi. Sebab, usahanya terganjal produksi. Mas Yon mengatakan, produksi baksonya masih dilakukan di daerah Jatiasih.


"Karena tanpa pengawet, pengiriman jadi problem, kecuali kami punya cabang produksi. Waktu benar-benar banyak yang minat, misalnya Palembang dan Papua," kata dia.


Mobil pelat unik


Penyuka gowes sepeda ini mengaku dari usahanya, dia bisa membeli mobil dan rumah. Pelat mobilnya pu cukup ini, yaitu B450 GPG.


"Dibacanya Bakso Gepeng," kata dia sambil tertawa.


Jiwa makanan


Mas Yon mengakui bisnis makanan sudah melekat dalam hidupnya. Mengapa? Ketika sukses berbisnis Bakso Gepeng Rawamangun, dia mencoba menanamkan modalnya di bisnis bata rumah. Bersama teman-temannya, dia menjadi investor produsen bata untuk menyuplai pengembang properti beberapa tahun lalu. Sayangnya usahanya kandas sebab pengembang terseret kasus hukum.


"Saya rugi. Padahal, saya sudah keluar modal yang cukup besar itu," kata dia.


Tawarkan waralaba


Seperti yang disebutkan di atas Bakso Gepeng Rawamangun memang diwaralabakan. Mas Yon mengklaim ada nilai plus yang bisa ditawarkan dari bisnis Bakso Gepeng Rawamangun-nya, yaitu sederhana, market yang besar, prospeknya bagus, marjin keuntungan 30 persen, dan bisa balik modal dalam waktu 10-12 bulan, bahkan ada yang tiga bulan bisa
break event point
(BEP).


Ada tiga paket yang ditawarkan oleh wirausaha ini.

1. Paket warung biaya investasi Rp40 juta

Fasilitasnya: gerobak dan peralatannya, spanduk, brosur, seragam, paket awal jualan (bakso, mie ayam, saos, kecap, dll) dan training, neon sign, poster dinding, meja kursi, blender, kulkas, kipas angin, dan pengecatan ruangan.


2. Paket food court biaya investasi Rp30 juta


Fasilitasnya: etalase dan peralatan, spanduk, brosur, seragam, paket awal jualan dan training, neon box, poster dinding, kulkas, dan X banner.


3. Paket gerobak investasi Rp20 juta


Fasilitasnya: gerobak dan peralatannya, spanduk, brosur, seragam, paket awal jualan, dan paket
training
.


"Ada syaratnya: ada tempat berjualan, jarak antar outlet minimal 4 km, dan siap menjalani usaha ini," kata dia.


Prosesnya sekitar 2-3 minggu untuk mitra bisa berusaha setelah mengajukan permintaan. Setelah mengajukan minat untuk bermitra, Mas Yon akan mensurvei lokasi berjualan si calon mitranya.


"Setelah survei, serius gabung, paket sudah ditentukan, dan serah terima tempat. Bayar DP 50 persen, mulai kerja, dan pelunasannya 2-3 minggu setelahnya," kata dia.


Lalu, Mas Yon pun akan melatih karyawan outlet waralabanya untuk belajar membuat saus dan bumbu. Ketika bermitra, mereka pun diminta membeli bahan baku seperti mie kuah, bakso, dan bumbu kepada pihak Mas Yon. Sementara itu, bahan pendukung seperti cabai dan sayur-mayur dibeli oleh terwaralaba.


"Kalau minuman, mereka menyediakan sendiri," kata ayah tiga anak ini.


Lalu, bagaimana cara untuk bergabung menjadi mitra. Calon mitra itu bisa mengakses situs blog baksogepengrawamangun.blogspot.com yang berisi seputar bisnis bakso tersebut dan cara menjadi mitra. Tak hanya itu, calon mitra juga bisa menghubungi Mas Yon via alamat e-mail s.mulyono@gmail.com.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya