- ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
VIVA.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sampai saat ini, keluarga korban AirAsia QZ8501 belum ada yang menerima total pembayaran uang asuransi sebesar Rp1,25 miliar. Asuransi belum bisa dibayarkan serentak, karena ada yang menggugat ke pengadilan.
Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, Firdaus Djaelani mengaku sudah ada 10 orang dari keluarga korban yang bersedia menerima uang asuransi sebesar Rp300 juta dari total Rp1,25 miliar.
"Dari informasi yang terakhir saya dengar, ada 10 penumpang yang bersedia menerima duit Rp300 juta," ujarnya di gedung Bank Indonesia Jakarta, Rabu 21 Januari 2015.
Firdaus menegaskan, jika memang 10 keluarga ahli waris korban meminta dana Rp300 juta, OJK meminta tidak dipersulit lagi.
Dia mengungkapkan, saat ini, prosesnya dalam tahap finalisasi akte ahli waris. Jika semua akte ahli waris terselesaikan, akan diberikan biaya asuransi yang berjumlah Rp1,25 miliar. Sementara itu, bila ada keluarga korban yang mengajukan proses ke pengadilan, pihaknya akan menitipkan uang tersebut ke pengadilan.
"Saya bilang begini, akhir bulan ini ada pembayaran. Jika clear and clean, akte warisnya langsung diberikan saja. Misal gugat menggugat ke MA (Mahkamah Agung) bisa sampai dua tahun, kalau proses yang di pengadilan uangnya dititipkan pengadilan saja," tuturnya.
Pemberian biaya asuransi kepada ahli waris tidak bisa dilakukan serentak, lantaran masih ada yang berproses di pengadilan. Namun, dia berharap proses pembayaran asuransi ini bisa terselesaikan dengan cepat.
"Uangnya sudah ada, tinggal proses penyelesaiannya saja, seperti akte ahli waris dan lainnya. Mereka (perusahaan asuransi) sudah menyediakan," ujarnya. (asp)
Baca juga:
Terbang ke Singapura atau Korsel Diskon 50% di Pameran Ini
Akan dibuka rute ke Jepang, India dan Korsel.
