Sumber :
- Antara/ Andika Wahyu
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kamis 22 Januari 2015, mengungkapkan Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara yang akan paling menikmati manisnya pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Ini tercermin pada proyeksi pertumbuhan global yang direvisi turun oleh Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini.
Seperti diketahui, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,8 persen menjadi 3,5 persen. Dalam laporan terbarunya, IMF menyebutkan bahwa negara berkembang dan negara maju, kecuali AS, kemungkinan akan mengalami pelambatan ekonomi.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Seperti diketahui, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,8 persen menjadi 3,5 persen. Dalam laporan terbarunya, IMF menyebutkan bahwa negara berkembang dan negara maju, kecuali AS, kemungkinan akan mengalami pelambatan ekonomi.
Baca Juga :
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
Menurut Bambang, situasi ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia di tahun 2015.
"Sinyalnya jelas, berarti perekonomian global tahun 2015 tidak secerah yang diperkirakan," ujar Bambang di Jakarta.
IMF memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya bisa tumbuh 5,2 persen. Meski begitu, pemerintah tetap oprimistis ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh lebih tinggi dari perkiraan IMF, yaitu 5,8 persen.
"Ini akan kami bahas lebih jauh dengan DPR," kata Bambang.
Keyakinan pemerintah didasari beberapa hal. Antara lain menyangkut perkiraan konsumsi masyarakat masih tinggi tahun ini. Konsumsi masyarakat berkontribusi hingga 4,8 persen pada capaian 5,1 persen pertumbuhan Indonesia tahun 2014.
Peran konsumsi pemerintah dari belanja modal dan investasi akan didorong untuk lebih besar lagi agar mencapai target yang ditetapkan. Dengan luasnya ruang fiskal tahun ini dan komitmen pemerintahan baru untuk penyerapan anggaran yang lebih baik, peran belanja pemerintah akan lebih besar.
"Kalau tidak ada upaya ekstra, pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3 persen. Dengan komitmen peningkatan investasi pemerintah, target tersebut mudah-mudahan dapat tercapai," kata Bambang. (ren)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Bambang, situasi ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia di tahun 2015.
