Kisruh KPK dan Polri Bakal Hambat IHSG Cetak Rekor Baru

Papan elektronik IHSG
Sumber :
  • Antara/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikannya pada perdagangan Senin 26 Januari 2015. di Bursa Efek Indonesia, diproyeksikan bergerak di kisaran level 5.250-5.370.

Pengamat Pasar Modal, Stefanus Mulyadi Handoko, meyampaikan bahwa stimulus yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) membuat bursa global mengalami reli positif pada perdagangan pekan lalu. Adapun, ECB bersiap menggelontorkan stimulus hingga 1,1 triliun euro, atau setara dengan Rp15.400 triliun, sebagai langkah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Eropa dan melawan deflasi.

Seperti diketahui, Program stimulus ECB ini akan dimulai Maret mendatang dan berakhir pada September 2016. Tiap bulan bank sentral tersebut, akan membeli obligasi senilai 60 miliar euro (US$69 miliar), atau setara Rp900 triliun.

Investor Optimistis, IHSG Lanjutkan Penguatan

Menurut dia, jika dibandingkan dengan stimulus QE (Quantitative Easing) ketiga yang dilakukan oleh The Fed sebesar US$85 miliar per bulan, jumlah stimulus ECB tersebut masih kalah. Namun, tetap saja kebijakan tersebut membuat 'Bursa Global Happy'.

"Bayang-bayang akan rencana kenaikan suku bunga AS oleh The Fed pada Semester II tahun ini paling tidak bisa dinetralisir oleh kebijakan stimulus ECB tersebut. Kekhawatiran akan adanya capital outflow (dana asing yang keluar) yang akan terjadi pada negara-negara emerging market (negara berkembang), setidaknya berkurang dengan adanya aliran dana segar baru dari Eropa ini," tuturnya kepada VIVA.co.id.

IHSG Bertengger di Zona Hijau, Beli Saham Kapitalisasi Besar

Belum lagi, lanjutnya, rencana Bank sentral China dan Jepang yang juga masih akan melakukan stimulus, guna menggenjot pertumbuhan ekonominya.

"Sebagai salah satu negara emerging market yang paling menarik, Indonesia juga diperkirakan mendapatkan limpahan 'darah segar baru' dari stimulus negara-negara besar tersebut. Hal inilah yang dimanfaatkan para investor, sehingga membuat IHSG mampu mencetak rekor baru sepanjang masanya," terangnya.

Dibuka Menguat, IHSG Lanjutkan di Jalur Hijau

Stefanus menjelaskan, sentimen positif global ini juga mendorong investor asing untuk kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Setelah sejak September lalu pemodal asing hampir tidak pernah mencatatkan pembelian bersih (net buy) di atas Rp1,5 triliun, maka pada akhir pekan kemaren asing mulai kembali masuk ke bursa Indonesia dalam jumlah yang besar.

Sebagai informasi, IHSG mampu mencatat rekor baru sepanjang sejarah ke level 5.323,89, naik 70,70 poin atau 1,35 persen pada penutupan perdagangan Jumat lalu, 23 Januari 2015. Investor asing juga tampak mulai kembali masuk ke bursa Indonesia dengan melakukan akumulasi net buy sebesar Rp1,76 triliun.

Aksi beli marak terjadi disokong oleh sentimen stimulus dari ECB. Dalam sepekan, IHSG berhasil menguat 3,4 persen dengan pemodal asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp762 miliar.

Namun, jelas Stefanus, di tengah sentimen positif dari bursa global, IHSG malah dibayangi oleh sentimen negatif dari dalam negeri sendiri. Kisruh antara Polri dan KPK yang mulai masuk ke ranah politik, dapat memengaruhi minat investor untuk menjauhi saham.

"Karena jika kepastian hukum dan politik terganggu, ketika para penegak hukumnya saling tegang, dunia investasi akan terganggu pula. Persepsi investor asing dapat terpengaruh, karena menganggap penegakan hukum di Indonesia tidak profesional," tegasnya.

Dia pun menyebutkan, selama IHSG mampu bertahan di level 5.200, maka masih terbuka potensi penguatan bagi indeks menuju level 5.450 sebagai target reli kenaikan ini.

"Untuk saham-saham yang menjadi rekomendasi hari ini adalah saham sektor perbankan, seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Sektor lainnya bisa tetap dipantau, yaitu sektor konsumer dan retail yang diuntungkan dari penurunan harga BBM, elpiji, dan semen," tambahnya. (asp)

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya