- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Bagi sebagian orang, barang bekas atau rongsokan adalah sampah tak berguna. Namun tidak bagi Nurkholis Agi (47). Pria ini menyulap barang bekas menjadi emas.
Berawal dari hobinya mencari rongsokan, Nurkholis mendirikan Mall Rongsok di Jalan Bungur Raya No 1, Kukusan, Depok, Jawa Barat. Mal unik ini berdiri sejak 2010.
Ada sekitar 40 ribu jenis barang yang dijajakan di pusat perbelanjaan barang bekas ini. Mal terdiri dari dua lantai. Lantai satu berisi barang-barang elektronik, buku, etalase, buku, alat olahraga dan berbagai pajangan. Sementara di lantai dua berisi barang-barang furnitur, kereta bayi, koper, manekin dan parabola.
Nurkholis menjual barang-barangnya dengan sistem satuan. Sebab, keuntungannya lebih besar dibanding dijual kiloan. Ia mengaku, bisa meraup untung hingga dua ratus persen dari setiap barang. Meski hanya berisi barang-barang bekas, tempat ini tak pernah sepi dari pembeli. Nurkholis mengatakan, setiap hari ada sekitar seratus orang yang datang.
Pembeli mal ini tak hanya dari wilayah Depok dan sekitarnya, namun juga datang dari wilayah lain di seputaran Jakarta. Tak hanya itu, sejumlah warga negara asing juga menjadi pelanggan mal unik ini.
“Selain dari Indonesia, saya juga ada langganan dari Inggris, Jepang, Korea dan Jerman. Sebulan dua kali orang Inggris datang. Mereka biasanya cari lukisan,” ujarnya.
Awalnya, Nurkholis harus menyambangi tempat-tempat penjualan barang-barang bekas guna mendapatkan barang dagangan. Namun, lama kelamaan orang-orang datang ke malnya untuk menjual barang-barang bekas. Selain dari perorangan, mal rongsok juga disuplai barang-barang bekas dari institusi, perguruan tinggi atau sisa tempat usaha.
"Suplai barang dari restoran, kampus, orang rumahan, KFC, Chevron. Juga dari kantor-kantor pemerintah dan bank,” ujarnya menambahkan.
Nurkholis mengatakan, modal awal mendirikan mal ini hanya sekitar seratus ribu. Namun, saat ini omset malnya mencapai seratus jutaan per bulan. Sekarang, ia dan keluarganya tinggal duduk manis di malnya, menanti pembeli atau penjual datang menawarkan barang.
Selengkapnya baca: