Teken 5 Kontrak Gas, Penerimaan Negara Tambah Rp7,7 Triliun

Anjungan lepas pantai
Sumber :
  • REUTERS/Koranyi Balazs/Files
VIVA.co.id
Penjualan Pelumas Pertamina Menurun
- Ada lima perjanjian jual beli gas (PJBG) yang ditandatangani pada Selasa 27 Januari 2015. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, negara mendapatkan tambahan ratusan juta dolar atau triliunan rupiah.

Ledakan di Pesanggrahan, Warga Alami Luka Bakar

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, mengatakan bahwa seluruh kontrak tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Pengusaha Unggulkan Gas Alam untuk Bahan Bakar


"Potensi pendapatan negara selama periode perjanjian jual beli sebesar US$617 juta atau Rp7,7 triliun," kata Amien, dalam acara "International Indonesia Gas Conference & Exhibition (Indogas) ke-7" di JCC Convention Center, Jakarta.

Penandatanganan dilakukan usai pembukaan acara yang dihadiri pula oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja.


Sekadar informasi, sejak tahun 2003, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun. Pada 2013, volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar dibandingkan ekspor.


Tahun 2015 ini, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 british thermal unit per hari (BBTUD) atau 61 persen, sementara peruntukan ekspor sebesar 2.836 BBTUD.


PJBG yang ditandatangani antara lain, PT Medco E&P Malaka dengan PT Pertamina (Persero) untuk kebutuhan pupuk, dengan jangka waktu selama 13 tahun dan pasokan 58 miliar BBTUD.


Kemudian, amandemen kedua PJBG antara Conoco Phillips (Grissik) Ltd dengan PT Energasindo Heksa Karya untuk kebutuhan kelistrikan, dengan jangka waktu selama 10 tahun dan pasokan 44 BBTUD.


Selain itu, amandemen PJBG antara PHE ONWJ dan Pertamina Unit Pengolahan VI - Balongan untuk kebutuhan bahan bakar kilang pengolahan minyak bumi, dengan jangka waktu selama dua tahun dan pasokan 20 BBTUD.


Executive VP/GM PHE ONWJ, Jonly Sinulingga, mengatakan bahwa seluruh produksi gas PHE ONWJ disalurkan untuk kebutuhan domestik, antara lain untuk pembangkit listrik Jakarta dan sekitarnya, bahan baku pupuk, dan kebutuhan bahan bakar gas untuk transportasi.


Menurutnya, untuk pasokan ke Unit Pengolahan VI-Balongan, gas berasal dari lapangan GG melalui Balongan Onshore Processing Facility. 


"Lapangan GG merupakan lapangan baru yang commissioning-nya telah dilaksanakan pada 12 Desember 2014,” kata Jonly.


Amien menambahkan, SKK Migas berharap semua pihak dapat memberikan dukungan supaya penyaluran gas dari PJBG tersebut bisa terlaksana, sehingga potensi penerimaan negara yang diperkirakan akan benar-benar terealisasi.


Hal tersebut, karena pada tahun 2014 terdapat beberapa pembeli yang penyerapan gasnya oleh pembeli lebih rendah dari komitmen.


“Potensi kehilangan produksi sebesar 95 MMSCFD atau setara 17 ribu barel minyak per hari,” kata dia. (one)


Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya