Sudirman Usulkan Realisasi Produksi Migas 2015 Turun

Menteri ESDM, Sudirman Said
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
VIVA.co.id
Realisasi Lifting Migas Triwulan Pertama Lampaui Target APBN
- Pemerintah mengajukan asumsi makro Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Komisi VII DPR RI. Salah satunya, adalah penurunan target realisasi produksi (lifting) minyak dan gas.

Laba Bersih Elnusa Merosot 25,6 Persen

Menteri ESDM, Sudirman Said, Rabu 28 Januari 2015, mengajukan bahwa Indonesia Crude Price, atau harga minyak Indonesia turun dari US$105 per barel menjadi US$70 per barel, karena penurunan minyak dunia. 
Kembangkan Gas Bumi di Jatim, PGN Klaim Hemat Rp2,06 Triliun


Selain itu, lifting gas pun diusulkan turun dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, yakni dari 2,148 juta barel per hari (bph) menjadi 2,026 juta bph.


Ada pun, angka 2,026 juta bph ini terdiri atas lifting minyak 849 ribu boepd (barel setara minyak per hari) dan lifting gas 1,177 juta boepd.


"Angka ini, lebih realistis dari yang diajukan. Jadi, 849 ribu bph (untuk lifting minyak) adalah
aggregate
dari satu per satu review dan berapa targetnya," kata Sudirman, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Jakarta.


Selanjutnya, pemerintah juga mengusulkan turunnya kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dari 46 juta kiloliter (KL) menjadi 17,9 juta KL. Angka ini, terdiri atas minyak tanah 850 ribu KL dan solar 17,05 juta KL.


"Subsidi tetap solar sebesar Rp1.000 per liter. Kuota elpiji 3 kg tetap 5,766 juta ton," kata dia.


Sementara itu, pemerintah menaikkan subsidi bahan bakar nabati (BBN). Bioetanol subsidinya naik dari Rp2 ribu per liter menjadi Rp3 ribu per liter dan biodiesel naik dari Rp1.500 menjadi Rp3 ribu per liter. Subsidi LGV tetap sebesar Rp1.500 per liter.


Alpha BBM bersubsidi dalam RUU APBNP 2015, berubah dari sesuai formula APBN 2013, menjadi alpha subsidi yang disesuaikan dengan Peraturan Presiden No.191 Tahun 2014 terkait BBM khusus penugasan.


Sudirman mengusulkan, subsidi listrik dalam RUU APBNP 2015 sebesar Rp67,66 triliun dan angka ini turun Rp68,69 triliun dalam APBN 2015.


"Angka ini terdiri Rp66,36 triliun subsidi tahun berjalan ditambah dengan Rp1,3 triliun, karena kami menangguhkan kenaikan tarif listrik golongan R1 1.300 VA dan 2.200 VA," kata dia. (asp)



Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya