Operator Angkutan Enggan Turunkan Tarif, Ini Strategi Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama usai pelantikan di Istana Negara, 19 November 2014
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rabu 28 Januari 2015, mengaku kesulitan menekan operator angkutan umum yang beroperasi di ibu kota untuk menurunkan tarif.

Harga Resmi Pertamax Turbo, BBM dengan RON 98

Padahal, Pemprov DKI Jakarta, telah menerbitkan aturan tentang penyesuaian tarif angkutan terhadap penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terkait sebagaimana instruksi pemerintah pusat.

Ia menjelaskan, penurunan tarif yang ditetapkan itu hanya sebesar Rp500. Namun, para pengusaha pengelola angkutan umum beralasan bahwa besarannya itu terlalu tanggung dan mereka sudah terlanjur membebankan tarif yang naik, sejak pemerintah mengalihkan subsidi BBM dari sektor konsumtif ke sektor produktif pada pertengahan November lalu.

"Memang praktiknya akan susah," ujar Ahok, sapaan Basuki T Purnama, di Balai Kota DKI Jakarta.

Pemprov DKI, ia melanjutkan, tidak akan memberikan tindakan apa pun terhadap para operator angkutan yang enggan menurunkan tarif. Apabila ada masyarakat yang merasa dirugikan dengan tarif yang tidak turun itu, Ahok menyarankan, agar operator angkutan umum yang bersangkutan segera dilaporkan kepada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) selaku organisasi non-pemerintah yang menangani keluhan konsumen. "Dia mesti lapor YLKI," kata Ahok.

Namun, Pemprov DKI menyiapkan strategi lain untuk tetap menyediakan sarana angkutan umum yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Pada Maret mendatang, armada busa yang dipesan PT Transportasi Jakarta akan mulai berdatangan.

Bus-bus itu adalah kendaraan angkutan umum bus berstandar internasional yang diklaim nyaman dan aman. Namun, dalam pengoperasiannya nanti tetap menerapkan tarif murah reguler sebesar Rp3.500, karena disubsidi oleh APBD DKI 2015.

Dengan kehadiran bus-bus tersebut, kata Ahok, maka eksistensi operator-operator bus yang beroperasi di luar PT Transportasi Jakarta akan terancam. Sebab, masyarakat pasti akan lebih memilih moda angkutan umum yang nyaman dan memasang tarif lebih terjangkau.

"Saya bisa telan bisnis Anda (operator angkutan umum) yang tidak mau turunkan tarif, atau bergabung dengan PT Transportasi Jakarta. Makanya, kalau kamu merasa rugi, kami tawarkan Anda untuk ikut kami. Kalau nggak mau ikut kami, mati sendiri kalian. Gitu aja," ujar Ahok. (asp)


Baca juga:

Menkeu Tegaskan Tak Ada Penghapusan Subsidi Solar
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar

Sering Gonta-ganti Bensin, Bahaya Tidak?

Kebanyakan konsumen malas antre, jadi pakai bensin seadanya.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016