Mengejutkan, Usaha Keluarga di Indonesia Ungguli Singapura

Ilustrasi Penggelapan Uang
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Indonesia boleh sedikit berbangga. Ini, karena, usaha berbasis keluarga di negeri ini ternyata menempati posisi terdepan di Asia Tenggara, khususnya dalam perencanaan dan persiapan alih kepemimpinan atau suksesi kepemimpinan setelah pemimpin saat ini pensiun maupun mundur.

Berdasarkan riset dari EIU (The Economist Intelligence Unit), sebanyak 78 persen dari usaha keluarga di Indonesia telah menyiapkan rencana suksesi. Bahkan, 57 persen di antaranya mengatakan, mereka telah menyiapkan struktur pengelolaan kekayaan, seperti yayasan dan 53 persen menyiapkan perwalian untuk mengelola suksesi dan pengalihan kekayaan antar generasi kepemimpinan usaha keluarga.

Berbanding terbalik dengan Indonesia, usaha keluarga di Singapura justru menempati tempat terendah dalam perencanaan suksesi secara formal. Riset berjudul Building Legacies: Family Business Succession in Southeast Asia itu melaporkan, hanya 58 persen dari usaha berbasis keluarga di Singapura yang memiliki rencana suksesi formal, sementara 35 persen pimpinan usaha meyiapkan struktur yayasan untuk mengelola rencana suksesi dan menjaga pelestarian kekayaan mereka.

Laporan hasil riset yang diolah berdasarkan survei terhadap 250 usaha berbasis keluarga di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina ini juga menemukan bahwa pelanggan dan investor menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kepada usaha keluarga yang memiliki rencana suksesi dibanding yang tidak. Dengan 71 persen dari pimpinan usaha keluarga mengakui bahwa hal tersebut membuat mereka lebih mudah menarik investor.

Temuan lain adalah, meski Indonesia menjadi pemimpin pasar, namun mayoritas usaha keluarganya tetap menggunakan struktur pengelolaan usaha yang informal, seperti dewan keluarga untuk menyelesaikan konflik keluarga dan permasalahan suksesi. Lebih dari 70 persen usaha keluarga di Indonesia menggunakan dewan keluarga untuk membahas dan melaksanakan rencana suksesi.

Menurut Chief Executive Officer Labuan IBFC (International Business and Financial Centre), Saiful Bahari Baharom, sebanyak 60 persen dari perusahaan yang terdaftar di bursa di wilayah ASEAN merupakan usaha berbasis keluarga.

"Mereka adalah bagian penting dari pertumbuhan di wilayah ini," ujarnya kepada VIVA.co.id melalui keterangan tertulis, Kamis 29 Januari 2015.

Saiful pun menjelaskan, dengan mempertimbangkan signifkansi dari usaha-usaha keluarga di wilayah Asia Tenggara, hasil riset ini menunjukkan bahwa ada ketergantungan yang besar atas struktur informal. Seperti halnya, dewan keluarga dalam mengelola permasalahan suksesi.

"Akan tetapi, struktur semacam ini tidak mengikat secara hukum maupun memiliki bentuk tetap," tambahnya. (ren)

Singapura Janji Genjot Arus Investasi dan Turis ke RI

Baca juga:

Presiden Joko Widodo

Sosialisasi Tax Amnesty, Jokowi Bakal Sambangi Singapura

Dia imbau pegawai pajak jangan menakuti wajib pajak.

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2016