Akhiri Januari, Rupiah Makin Terkapar

Mata uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Mengakhiri perdagangan pekan ini, Jumat 30 Januari 2015, rupiah semakin tertekan terhadap dolar Amerika Serikat. Ini, setelah kekuatan mata uang negeri Paman Sam terus bergerak naik, usai selesainya pertemuan Bank Sentral AS, atau The Fed.

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah melemah hingga 110 poin, atau 0,88 persen ke level Rp12.625. Dengan demikian, penurunan di hari ketiga ini, rupiah selama Januari kembali menembus di atas Rp12.600 sejak pelemahan pada perdagangan 20 Januari lalu yang mencapai Rp12.659 per dolar AS.

Sebelumnya, sentimen negatif datang dari pernyataan Gubernur BI, Agus Martowardojo yang memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan terus menurun hingga empat tahun ke depan.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Untuk itu, dia mengimbau pemerintah, agar menjaga defisit neraca perdagangan dalam negeri tetap aman, yakni sebesar 2,5-3 persen dari PDB (produk domestik bruto).

Di sisi lain, Agus menyampaikan, BI siap mengintervensi mata uang rupiah apabila terjadi gejolak. Untuk itu, pemerintah dan swasta harus berhati-hati dalam menarik mata uang asing, sebab akan memengaruhi utang luar negeri untuk mata uang rupiah.

Sebagai catatan, sepanjang perdagangan Januari 2015, rupiah mampu menyentuh level terkuatnya di Rp12.444 pada 23 Januari 2015. Sedangkan level terlemahnya berada di Rp12.658 pada 6 Januari lalu, dan keseluruhan masih bergerak di kisaran Rp12.400-Rp12.660 per dolar AS.

"Hari ini, melemahnya rupiah dibarengi dengan penurunan won, usai memangkas suku bunga acuannya dan merosotnya yen, seiring dengan pelemahan pada investasi saham maupun obligasi, serta penjualan ritelnya," ujar Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada kepada VIVA.co.id dalam pesan singkatnya.

Menurut dia, tidak banyak berpengaruhnya pertemuan The Fed terhadap penurunan dolar AS, membuat rupiah masih menjadi korban pelemahan. Target berikutnya, lanjut Reza, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp12.510-Rp12.520 per dolar AS. (asp)

Baca juga:

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016