Ini Alasan Bank Sentral Rusia Pangkas Suku Bunga Jadi 15%

Presiden Rusia, Vladimir Putin, meninggalkan Brisbane
Sumber :
  • REUTERS/G20 Australia/Handout via Reuters

VIVA.co.id - Bank Sentral Rusia secara mengejutkan memangkas tingkat suku bunga menjadi 15 persen. Kondisi ini terjadi, hanya sebulan usai bank sentral itu menaikkan suku bunganya, di tengah usulan dari pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis untuk menstimulasi perekonomian yang terkena sanksi Barat.

Rusia Balas Turki dengan Memperketat Impor Makanan

Seperti mengutip dari Reuters, Sabtu 31 Januari 2015, Bank Sentral Rusia menyatakan bahwa akibat perubahan pada risiko bertambah cepatnya laju pertumbuhan harga konsumen dan melambatnya perekonomian, mendorong untuk melakukan keputusan tersebut.

Dampaknya, rubel melemah sebanyak 2,7 persen untuk diperdagangkan di kisaran 70 rubel per dolar pada perdagangan Jumat kemarin.

Analis Klaim Saatnya Beli Obligasi dan Saham Rusia

Seperti diketahui, kebijakan moneter terkini datang, setelah kenaikan suku bunga yang mengejutkan di Desember lalu, dari 10,5 persen menjadi 17 persen. Sebab, bank sentral mencoba untuk mencegah pelemahan rubel dan menekan inflasi. Badan Statistik Rusia, Rosstat, memperkirakan bahwa di 2014 lalu, laju pertumbuhan harga berada pada 11,4 persen.

Namun, bank sentral membela langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa kenaikan suku bunga menstabilkan inflasi dan ekspektasi depresiasi menjadi sesuai ekspektasi. Bank sentral mengungkapkan, kenaikan pada laju inflasi saat ini dipicu oleh pelemahan rubel, tetapi hal ini hanya terbatas.

Inflasi Rusia Naik Tajam, Harga Pangan Menggila

Selain itu, bank setral juga menegaskan, tekanan inflasi akan terbatasi oleh berkurangnya aktivitas perekonomian. Meski bank sentral mengatakan inflasi dapat naik dalam beberapa bulan ke depan, namun bank sentral memperkirakan bahwa laju inflasi akan turun ke bawah level 10 persen hingga Januari 2016, seiring berkurangnya tingkat permintaan konsumen. (asp)

Baca juga:

Ini 10 Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Terburuk

Rusia menjadi negara baru dalam daftar tersebut

img_title
VIVA.co.id
26 Januari 2016