Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id -
Meski saat ini dominasi dolar terhadap rupiah masih kuat, pengamat ekonomi Faisal Basri optimistis akhir 2015 rupiah akan tembus di level Rp11.000 per dolar AS.
"Saya mungkin satu-satunya yang optimistis rupiah bisa sampai segitu ," ujar Faisal dalam acara
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Saya mungkin satu-satunya yang optimistis rupiah bisa sampai segitu ," ujar Faisal dalam acara
Market Outlook Panin Aset Management
di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 3 Februari 2015.
Faisal yang juga menjabat ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini, menyebut penguatan rupiah ditandai oleh defisit minyak yang menurun. Ditambah dengan pengurangan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM), serta pertumbuhan industri otomotif yang meningkat sebesar lima persen.
Selain itu, dia melanjutkan, kebutuhan pangan dari komoditas impor terjadi penurunan harga. "Komoditas yang kita impor, mau jagung atau gandum dan sebagainya turun harganya," ujar Faisal.
Kemudian, dengan diperpanjangnya perizinan ekspor konsentrat pertambangan seperti PT Freeport Indonesia dan Newmont juga berpengaruh positif terhadap rupiah.
Meningkatnya turis dari mancanegara di sektor pariwisata juga merupakan salah satu faktor pendukung. "Turis kita naik 7,93 persen, naiknya cukup tajam. Jadi, turis yang datang ke Indonesia itu menciptakan hal positif-positif yang lain," tuturnya.
Lalu, penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan di pasar modal juga berperan penting. "Arus modal asing masih akan deras ke Indonesia," ujarnya. (art)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Market Outlook Panin Aset Management