Dua Poin Ini Akar Melambatnya Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id - Ekonomi Indonesia 2014 hanya tumbuh 5,02 persen, atau melambat dibandingkan tahun 2010 yang mampu mencapai 6,38 persen. Melambatnya ekspor dan konsumsi dinilai menjadi faktor terbesar dalam menghambat laju ekonomi Tanah Air.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Riset PT MMC Securities, Edwin Sebayang kepada VIVA.co.id, Kamis, 5 Februari 2015. Menurut dia, pertumbuhan (produk domestik bruto) Indonesia lebih rendah dari perkiraan awal pemerintah di mana dalam APBN-P 2014 tercatat sebesar 5,5 persen.

"Jelas ini kabar buruk. Sektor ekspor dan konsumsi kita yang menurun telah menggerogoti laju GDP, pemerintah harus menggenjot kedua sektor tersebut agar tahun ini bisa mengalirkan kembali dana asing masuk ke pasar dalam negeri untuk menggairahkan investasi Indonesia," ujarnya.

Edwin pun memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2015 mendatang masih akan bertahan di kisaran 5,2 persen. "Asalkan ekspor dan konsumsi bisa kembali stabil maka level 5,2 persen masih realistis," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan, konsumsi dan investasi akan menjadi motor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Akan tetapi, katanya, kinerja ekspor tahun 2015, diprediksi tidak dapat memberikan kontribusi maksimal untuk mendorong pertumbuhan.

"Ekspor diperkirakan tidak bisa diharapkan terlalu banyak untuk mendorong pertumbuhan di 2015, sehingga otomatis pertumbuhan tahun ini akan sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta investasi, baik investasi yang sifatnya di swasta maupun investasi di pemerintah," ungkapnya.

Bambang menjelaskan, prediksi tersebut didasarkan pada indikasi bahwa neraca perdagangan Indonesia untuk 2014 mengalami defisit. Seperti diketahui, perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,89 miliar selama 2014. Kinerja ekspor hanya mencapai US$176,29 miliar, sedangkan kinerja impor tercatat sebesar US$178,18 miliar.

Namun, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, Senin 2 Februari 2015, mengatakan bahwa khusus untuk bulan Desember 2014, perdagangan Indonesia surplus US$186,8 juta. Selisih dari kinerja impor sebesar US$14,43 miliar dengan ekspor sebesar US$14,62 miliar.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

Baca juga:

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016