Pakaian Dalam Wanita Bekas Impor Ternyata Jadi Buruan

Berburu baju bekas impor
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Lubis

VIVA.co.id - Meski larangan pembelian pakaian bekas impor belakangan menjadi polemik, tetapi hal itu tidak menyurutkan minat warga di Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk membeli.

Pantauan VIVA co.id di sejumlah pedagang pasar barang impor di beberapa titik kota Lumpia, baju-baju bekas impor masih diserbu pembeli. Mayoritas di antara mereka adalah kaum perempuan. Baik mahasiswi, para pekerja kantor, atau siswi SMA. Mereka bahkan kerap memburu jenis pakaian dalam impor dengan merek-merek ternama.

Salah satu contohnya, sebuah lapak pakaian bekas di Jalan Abdurahman Saleh, Kota Semarang. Tiap hari pedagang mampu meraup untung banyak dari penjualan pakaian dalam bekas berbagai merek ini. Uniknya, semua produk pakaian dalam bekasnya berasal dari dua negara, yakni Korea dan Jepang.

Fenomena memburu pakaian dalam bekas impor ini banyak diakui oleh kalangan anak muda. Khususnya, pakaian dalam bekas berbagai jenis asal Jepang dan Korea yang memiliki design dan kualitas bagus.

"Asyiknya nyari pakaian di sini itu lengkap. Pakaian dalam seperti tank top aja ada. Dan banyak dicari para wanita," kata Evi (25), salah satu pembeli.

Diakuinya, membeli pakaian bekas memang seperti berburu tikus dalam karung. Tapi, jika beruntung, pembeli akan mendapatkan jenis pakaian dengan kualitas bagus dan harga yang sangat miring.

"Kalau teliti, kami bisa dapat barang original lho. Seperti merek Converse, Adidas dan lain-lain. Kalau biasanya harganya Rp200 ribu, di sini cuma Rp15 ribu," ujar mahasiswi di salah satu universitas swasta di Kota Semarang.

Menanggapi imbauan pemerintah terkait larangan membeli barang bekas impor karena berbagai bakteri melekat dalam pakaian, Evi dan sejumlah temannya bahkan menanggapi santai.

"Iya, tahu kabar itu. Tapi kami sudah biasa, kalau barang seperti ini kan harus dicuci dan direbus pakai air panas. Jadi, itu bisa membunuh bakteri, baru kami pakai," ujar Evi.

Selama menjadi konsumen pakaian bekas impor, lanjut Evi, dia dan teman-teman lainnya, bahkan tidak pernah menemukan adanya kendala seperti penularan penyakit yang disebabkan pakaian. Terlebih, pakaian jenis ini sangat akrab dengan kantong mahasiswa yang ekonomis dan tentu layak dipakai.

"Jadi nggak begitu takut. Teman-teman belum pernah ada yang punya pengalaman penyakit ini itu," ujarnya. (ase)

Baca juga:

Polda Metro Bongkar Penyelundupan Ribuan Koli Pakaian Bekas
Polda Metro Jaya memaparkan jalur penyelundupan pakaian bekas

Jalur Penyelundupan Pakaian Bekas Impor

Barang bekas diselundupkan melalui pelabuhan 'tikus'.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016