Neraca Perdagangan Januari Tiongkok Surplus US$60 Miliar

Ekonomi China
Sumber :
  • REUTERS/China Daily
VIVA.co.id -
Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman
Ekspor Tiongkok pada bulan Januari turun 3,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan impor merosot 19,9 persen. Angka ini membuat perkiraan kalangan ekonom meleset dengan selisih yang amat lebar.
Pakai Uang Palsu Beli Narkoba dan Punya Senpi Rakitan, Pecatan TNI AL di Lampung Ditangkap

Seperti diberitakan
Blak-blakan Soal Rizky Irmansyah, Nikita Mirzani: Perhatian Banget
CNBC, Minggu, 8 Februari 2015, neraca perdagangan Januari RRC berhasil mencatat surplus bulanan sebesar US$60 miliar.


Para analis dan ekonom sebelumnya memprediksi ekspor naik 6,3 persen dan impor hanya turun 3 persen untuk memberikan defisit perdagangan US$48,9 miliar. Asumsinya, langkah-langkah pelonggaran kuantitatif dan stimulus Eropa bakal meningkatkan permintaan Tiongkok terhadap barang-barang.


Namun, yang terjadi sebaliknya. Data yang dirilis Badan Administrasi dan Bea Cukai RRC menunjukkan ekspor Januari turun 12 persen dibanding bulan sebelumnya, sedangkan impor terjun 21,1 persen.


Penurunan ini dipengaruhi oleh harga komoditas yang anjlok cukup tajam. Sehingga nilai impor batubara turun hampir 40 persen menjadi 16,78 juta ton. Angka ini lebih rendah dari capaian 27,22 juta ton untuk impor Desember. Kondisi serupa terjadi pada nilai impor minyak mentah yang berkurang 7,9 persen.


Selain data perdagangan yang buruk terkait RRC mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi terparah dalam sejarah 24 tahun terakhirnya pada 2014, para analis menyatakan distorsi musiman yang mencuat menjelang liburan Tahun Baru Imlek memang kerap membuat sulit untuk menginterpretasikan data secara tepat. Tahun lalu, liburan Imlek jatuh pada bulan Januari, sedangkan tahun ini perayaan akan bertepatan pada bulan Februari.


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya