Optimalisasi Pemanfaatan Kapal, Pertamina Dinilai Kreatif

Kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas II
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id -
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Aksi PT Pertamina yang menargetkan penghematan biaya pengapalan LPG, minyak mentah dan BBM di atas US$100 juta disambut gembira dan dinilai sebagai terobosan yang cerdas. Untuk merealisasikan target tersebut, Pertamina akan mengoptimalisasi penggunaan kapal milik untuk pengangkutan kargo impor.

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE

Dalam siaran persnya, Minggu, 8 Februari 2015, VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan bahwa Pertamina tengah menggencarkan program Marketing and Operation Excellence sebagai respons dari situasi industri migas dunia yang sedang alami turbulensi karena harga minyak mentah yang jatuh.

Salah satu sasarannya, Pertamina melihat peluang penghematan dengan optimalisasi pemanfaatan kapal-kapal milik yang didukung dengan kebijakan perubahan pola pembelian impor dari semula Cost and Freight menjadi Free on Board, baik untuk LPG, minyak mentah, maupun BBM.

Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan

"Ini kreativitas dan terobosan yang cerdas dari direksi Pertamina, khususnya direktur pemasaran yang mampu membuat Pertamina bisa melakukan penghematan yang cukup besar. Bahkan, ini harus bisa dikembangkan Pertamina pada sektor lain," ujar Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria kepada VIVA.co.id, Senin 9 Februari 2015.

Dia mencontohkan, penjualan minyak pelumas untuk kendaraan bermotor di dalam negeri bisa menjadi ladang bisnis besar bagi Pertamina. Paling tidak, katanya, tersedia potensi pasar sebesar 500 ribu kiloliter pelumas per tahun.

"Jika Pertamina bisa menguasai 50 persen saja maka bisa mendongkrak laba Pertamina. Kuncinya, Pertamina harus tetap kreatif, berpikir cerdas dan kerja keras untuk mencari peluang baru di sektor hilir," ucap Sofyano yang juga merupakan direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), itu.

Pemanfaatan VLGC Pertamina

Di sisi lain, sebelumnya, Ali mencontohkan dengan pemanfaatan VLGC Pertamina Gas 2 untuk mengangkut LPG dari Uni Emirat Arab dihasilkan penghematan sebesar US$23 juta dalam setahun atau 11 voyage. Apabila VLGC Pertamina Gas 1 juga dimanfaatkan untuk hal yang sama maka dapat dihasilkan penghematan sedikitnya dua kali lipat.

"Apabila nanti kapal milik pengangkutan minyak mentah atau BBM dioptimalkan untuk hal yang sama, maka potensi penghematannya apabila digabung dengan LPG bisa di atas US$100 juta dalam setahun. Ini bahkan melampaui target awal untuk Shipping Excellence yang merupakan bagian dari program Marketing and Operation Excellence yang semula ditargetkan dapat menghemat sekitar US$86 juta per tahun," ujar Ali.

Dirinya pun menjelaskan, dengan semakin banyaknya kapal milik yang digunakan untuk mengangkut kargo impor akan sejalan dengan strategi menuju World Class Shipping. Artinya, kapal-kapal milik Pertamina mendapatkan standar dan klasifikasi internasional sehingga dapat berlayar ke pelabuhan mana saja di dunia, seperti Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, MT Gunung Geulis, MT Gamsunoro, dan MT Gamkonora.

Saat ini, Pertamina mengoperasikan 64 kapal milik dari total sekitar 200-an kapal untuk mengangkut minyak mentah, BBM dan LPG. Manajemen Pertamina telah menargetkan untuk sedikitnya menguasai sekitar 90 unit kapal milik untuk mendukung efisiensi biaya pengangkutan minyak mentah, BBM, dan LPG sehingga lebih kompetitif.

Selain optimalisasi penggunaan kapal milik, beberapa agenda telah disiapkan dalam kerangka Shipping Excellence, yaitu optimalisasi penggunaan jumlah kapal yang dioperasikan, rekomposisi tipe dan kontrak kapal sewa, pengurangan konsumsi bunker pada kapal sewa, dan konversi kapal-kapal tua tipe medium range dan long range sebagai Floating Storage and Offloading (FSO).

Pertamina juga akan memastikan penggunaan kapal sewa yang kompetitif untuk pengangkutan minyak mentah, BBM dan LPG.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya