Ubah Metode Hitungan, Ekonomi India Lampaui Tiongkok

Lalu lintas di India/Ilustrasi.
Sumber :
  • Reuters/Babu

VIVA.co.id - Bila diambil hitungan nominal, India menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dibanding Tiongkok. Simpulan itu diambil, setelah lembaga pemeringkat mengubah metode penghitungan pertumbuhan ekonomi.

Ini menandai perubahan dramatis untuk perekonomian India, yang dua pekan lalu diasumsikan akan berjuang untuk mendapatkan momentum di bawah pemerintahan reformis Perdana Menteri Narendra Modi. Sebelum pemilu Mei lalu, perekonomian India mengalami fase terlemah pertumbuhan sejak 1980-an.

Pemulihan statistik mulai, tampak karena adanya perubahan, baik dalam cara pemerintah menghitung produk domestik bruto (PDB) maupun tahun dasar yang digunakan.

Berdasarkan metode baru, ekonomi India tumbuh 7,5 persen pada kuartal terakhir 2014 (year on year). Padahal, pertumbuhan di Tiongkok pada periode yang sama hanya 7,3 persen.

New Delhi juga merevisi pertumbuhan untuk paruh pertama tahun fiskal 2014-2015, menjadi 7,4 persen dari 5,5 persen yang dilaporkan sebelumnya. Dan, memperkirakan pertumbuhan PDB setahun penuh menjadi 7,4 persen, dari revisi 6,9 persen tahun sebelumnya.

Perkiraan baru tersebut, juga jauh berbeda dari metode lama yang digunakan Reserve Bank of India (RBI). Bank sentral itu memproyeksikan pertumbuhan India sekitar 5,5 persen, tahun ini.

Metode penghitungan ini ternyata cukup membingungkan ekonom. Sebab, bertentangan dengan indikator lain seperti produksi industri, perdagangan dan pengumpulan pajak. Dari metode hitungan yang lazim, ekonomi India masih terlihat kedodoran.
  
"Pemerintah pernah mengatakan, lambatnya pemungutan pajak karena perlambatan ekonomi. Tapi di sisi lain, pemerintah mengatakan pertumbuhan PDB telah baik. Itu berarti, salah satu bagian dari ekonomi tidak dikenai pajak atau ada masalah dengan data," kata A. Prasanna, ekonom di ICICI Securities Primary Dealership, mengutip Reuters, Selasa 10 Februari 2015.

India, kini mengukur PDB berdasar harga pasar bukan biaya faktor, untuk memperhitungkan nilai tambah bruto untuk barang dan jasa, serta pajak tidak langsung. Sementara itu, tahun dasar digeser ke 2011-2012 dari sebelumnya 2004-2005.

Departemen statistik pemerintah India mengungkapkan metode ini sangat sesuai (in line) dengan praktik global, dan memberikan gambaran terbaik bagi aktivitas ekonomi. (asp)

Saham di Bursa-bursa Asia Rabu ini Dibuka Melemah



Baca juga:

Warga India selfie bareng singa

Selfie di Depan Singa, Denda Rp3 Juta

Padahal sudah ada larangan. Tetap saja ada yang nekat.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016