- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Meskipun pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di level 5,7 persen, namun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan, hanya mampu tumbuh sekitar 5,3 persen.
Ekonom LPS, Dody Arifianto, menyebutkan bahwa angka 5,3 persen tersebut memang bukan level yang ditargetkan Indonesia. Tetapi, jika dilihat dari dinamika perekonomian saat ini, angka tersebut dirasa cukup.
"Untuk 2015, sekitar 5,3 persen. Memang ini bukan kemauan kita, yang inginnya di level 6-7 persen. Tetapi, dengan segala dinamika yang ada baru bisa sekitar 5,3 persen. Itu juga naik sedikit dari pertumbuhan ekonomi 2014, yang sebesar 5,0 persen," ungkapnya di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu 11 Februari 2015.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Komisioner LPS, Fauzi Ichsan mengatakan bahwa dalam situasi ancaman kenaikan suku bunga The Fed, pertumbuhan ekonomi memang sudah seharusnya dikelola.
Sebab, dia menyebutkan, jika pertumbuhan ekonomi dipaksakan akan memperlebar defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).
"Kalau pertumbuhan ekonomi terlalu pesat, tentuya CAD akan melebar. Di saat ada perkiraan bahwa The Fed menaikkan suku bunga, tentu pembiayaan CAD itu akan semakin menantang. Jadi, memang pertumbuhan ekonomi harus dikelola agar tidak membuat CAD semakin melebar," tambahnya. (asp)
Baca juga: