Rupiah Menguat, Pemerintah Pede Tak Bakal Tembus Rp13.000

Ilustrasi uang rupiah
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Nilai tukar rupiah atas dolar AS berhasil menguat tipis sebesar 25 poin atau 0,19 persen dibandingkan sehari sebelumnya pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat 13 Februari 2015. Dengan demikian, rupiah sementara ini mampu menjauhi level terburuknya sejak perdagangan kemarin yang mencapai Rp12.794 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan pantauan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menembus ke level Rp12.769 per dolar AS. Mengindikasikan, rupiah masih belum mampu menyamai level terkuatnya di 2015, pada perdagangan 23 Januari 2015 di level Rp12.444.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, menegaskan pemerintah sudah maksimal meredam pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pelemahan rupiah hingga Rp 12.700-an, katanya, murni karena faktor eksternal.

"Secara umum saya pikir pasar keuangan tidak panik. Yang terjadi Korea Won melemah, Yen Jepang melemah," katanya saat ditemui di kantornya kemarin.

Sofyan mengungkapkan bahwa koordinasi dengan otoritas moneter, Bank Indonesia (BI) saat ini juga terus dilakukan. Kedua pihak menurutnya juga maksimal menjaga stabilitas rupiah saat ini.

"Tidak banyak yang bisa kami lakukan di pasar domestik karena yang kita lakukan sudah banyak diapresiasi juga. Inilah dampaknya kita hidup dalam dunia global seperti sekarang. Mudah-mudahanan akan capai keseimbangan besok," ungkapnya.

Dengan upaya yang telah dilakukan, dirinya optimis rupiah tidak akan melemah hingga Rp 13.000 per dolar AS. "Sangat tergantung pada faktor luar negeri, kita akan lihat nanti," tambah Sofyan. (ren)

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Baca juga:

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016