- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Penghematan yang dilakukan pemerintah pada 2014 lalu, menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perlambatan ekonomi Indonesia pada akhir tahun tersebut.
Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen (yoy) di triwulan empat 2014, melemah dibandingkan triwulan tiga tahun yang sama sebesar 5,01 persen.
"Selain karena belanja pemerintah yang turun, ekspor pun mengalami kontraksi. Laju investasi juga masih relatif rendah," ujar analisa dari GfK dalam keterangannya yang diterima VIVA.co.id, Jumat 13 Februari 2015.
Menurut hitungan Bank Indonesia, investasi pada triwulan empat 2014, melaju sebesar empat persen. Tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan laju investasi di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,37 persen.
Untuk itu, GfK menyatakan bahwa pertumbuhan market secara total sampai triwulan empat 2014, menunjukkan angka positif. Walaupun, secara volume terlihat tak mengalami perubahan, atau stagnan.
"Pertumbuhan total ini masih didominasi oleh pertumbuhan market Telco, namun juga didukung meningkatnya pertumbuhan industri produk-produk alat rumah tangga, seperti vacuum cleaner, rice cooker dan alat-alat memasak," ungkapnya.
Secara umum, kata GfK, pasar di triwulan empat memperlihatkan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. "Hal ini diharapkan dapat menjadi sinyal akan pertumbuhan pasar di tahun 2015," tambahnya. (asp)
Baca juga:
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
Hanya fenomena politik jelang pilkada.
