RI Jangan Jadi Objek Masyarakat Ekonomi ASEAN

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Sumber :
  • Antara/Joko Sulistyo

VIVA.co.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Jumat 13 Februari 2015, menyatakan bahwa kesiapan dalam menghadapi era perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) amat penting agar Indonesia tidak dijadikan objek oleh pasar dunia.

Menteri Susi Pergoki Kapal Asing 'Ganti Baju' di Benoa

Menurut Susi, kejatuhan harga komoditas di pasar global patut diwaspadai sebagai ancaman terhadap kinerja ekspor dan defisit neraca perdagangan.

"Total tuna ekspor Indonesia saja sekarang ini nilainya cuma US$750 juta, masih kalah dengan negara lain yang sampai US$2 miliar. Sebentar lagi MEA masuk, jadi jangan sampai Indonesia menjadi objek dari pasar dunia, sudah saatnya kita mempertahankan kedaulatan," ujar Susi di Jakarta.

Menteri Susi: 1 dari 3 Anak Kuntet, Padahal Kita Kaya Ikan

Indonesia, ia melanjutkan, sebenarnya merupakan pengekspor ikan terbesar kelima di Asia dan memiliki pantai terpanjang kedua di dunia. Seharusnya, potensi ini dapat disadari dan dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam negeri, bukan asing.

Selama ini, menurut Susi, Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar karena praktik pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah perairannya. "Ikan yang hilang akibat illegal fishing mencapai 3 juta sampai 5 juta ton," kata dia.

RI Minta Tiongkok Serahkan Kapal KM Kway Fey 10078
Ia menyadari kebijakan yang diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan belakangan ini menimbulkan gelombang pro dan kontra. Meskipun begitu, dampak positif kebijakan tersebut sudah mulai terlihat.

"Kita lihat sekarang, dari beberapa perusahaan pengalengan ikan mendapat keuntungan dari kenaikan harga komoditas, karena suplai ikan yang menurun di pasar dunia," kata Susi.

Menurut dia, regulasi untuk mengurangi praktik illegal fishing yang menimbulkan kerugian besar pada negara juga sudah terasa pengaruhnya.

"Dengan tidak adanya praktik illegal fishing, kita lihat sekitar 90 persen kapal sudah away, ini merupakan salah satu keberhasilan kita," kata Susi. (art)

Baca juga:

IHSG Kembali Tembus Rekor Baru, Saham-saham Ini Paling Laris

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya