Euro Berpotensi Terus Anjlok

Logo mata uang euro di Bank Sentral Eropa. Mata uang Euro, simbol pemersatu negara-negara Uni Eropa.
Sumber :
  • REUTERS/Alex Domanski

VIVA.co.id - Kepala analis pasar FXTM, Jameel Ahmad menyampaikan bahwa kejutan yang tak terduga dari Bank Sentral Swiss (SNB) untuk memutus nilai tukar CHF terhadap euro, dipandang sebagai indikasi yang jelas untuk para pedagang bahwa perkiraan jangka panjang bagi euro akan terus melemah secara ekstrem.

Rezim Mata Uang Tunggal Internasional Harus Diakhiri

Menurut Ahmad, keputusan SNB dalam menghentikan nilai tukar minimum dinilai menjadi akselator penurunan euro terhadap dolar AS.

Untuk diketahui, CHF menjadi pusat perhatian dalam beberapa pekan terakhir di bulan Januari. Ini terlihat dengan melemahnya CHF sebesar 6,8 persen sepanjang Januari, sedangkan franc Swiss melonjak selama krisis pasar SNB.

Bahkan, kekuatan dolar AS tak mampu melawan permintaan yang sangat kuat untuk CHF selama pertengahan bulan. Namun, kemudian merosot menuju paruh kedua Januari.

Sebaliknya, jauh dari beruntung, dolar Australia melemah sebesar 5,1 persen sepanjang bulan perdagangan pertama 2015. "Sebagian disebabkan oleh penguatan dolar AS dan di sisi lain kekhawatiran Australia menghadapi perlambatan ekonomi," tutur Ahmad dalam keterangannya, Senin 16 Februari 2015.

"Ekonomi Australia sangat bergantung pada sektor pertambangan dan kemerosotan harga komoditas yang tak terduga telah menambah kecemasan atas prospek pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru tersebut," tuturnya.

Dengan kondisi demikian, kata dia, mendorong Bank Sentral Australia memangkas suku bunga acuannya dari 2,5 persen ke rekor baru 2,25 persen pada 3 Februari 2015. (art)

Baca juga:

Ilustrasi mata uang.

Menakar Energi Rupiah Melawan Dolar dan Euro

Pagi ini rupiah menguat terhadap dolar As dibanding pekan lalu.

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2015